SAMPANG, Lingkarjatim.com,- Terdapat 18 Balita atau anak-anak di Desa Apa’an, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura diduga mengalami keracunan.
Bermula dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan di Dusun Kolo, Desa Apaan, Kecamatan Pangarengan, Sampang pada Selasa (20/12/22) kemarin.
Para balita yang mengikuti kegiatan posyandu tersebut mendapatkan makanan. Namun setelah makanan itu dikonsumsi, beberapa saat kemudian balita tersebut jatuh lemas, mual dan diare.
Hal tersebut diungkapkan oleh Nur Aini salah satu orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan posyandu dan diduga mengalami keracunan.
“Sekitar pukul 17.00 anak saya makan telur yang didapat dari posyandu, dan sekitar 17.45 WIB anak saya itu lemas, muntah dan diare,” tuturnya.
Dengan kondisi itu, Nur Aini mengaku langsung membawa putranya ke Puskesmas Pengarengan untuk mendapatkan penanganan.
Tak hanya anaknya yang ikut kegiatan posyandu yang diduga mengalami keracunan dan masuk rumah sakit, namun kakaknya juga masuk rumah sakit dengan gejala yang sama karena juga sempat memakan telur yang didapatkan adiknya dari kegiatan posyandu tersebut.
“Adiknya yang berusia tiga tahun itu sudah sembuh. Untuk kakaknya masih lemas, dan saat ini masih dirawat di Puskesmas,” imbuhnya.
Sementara, Kapus Pangarengan, dr. Indah Nur Susanti membenarkan adanya insiden keracunan yang dialami sejumlah balita di wilayah kerjanya. Bahkan mengaku, ada 18 balita yang keracunan, dan rata-rata ia dari Desa Apaan, kecuali satu balita dari Desa Ragung, Kecamatan Pangarengan, Sampang.
“Setelah mendapatkan perawatan, satu balita sudah sembuh dan pulang, untuk lainnya masih dirawat tapi kondisinya sudah membaik,” terangnya.
“Dan dari 18 balita yang keracunan ada dua balita yang harus dibawa ke RSUD Sampang, karena kondisinya sudah parah,” tambahnya.
Disinggung terkait balita yang keracunan usai memakan makanan dari posyandu, Nur Aini tidak penepik. Dan ia mengatakan, pemberian makanan terhadap sejumlah balita di Kecamatan Pangarengan tersebut merupakan program Pemberian Diet Khusus untuk balita yang mengalami gangguan gizi.
“Untuk makanan yang diberikan itu berupa cemilan, seperti telur puyuh dikemas seperti sate, kemudian buah jeruk, dan anggur,” pungkasnya. (Jamaluddin/Hasin)