Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Beberapa waktu yang lalu, Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Mathur Husairi melalui akun Facebook pribadinya menyampaikan bahwa ada dugaan bahwa setiap Kepala Puskesmas di Bangkalan dimintai setoran 3 hingga 5 juta perbulan.
Komentar tersebut sontak mendapat tanggapan beragam mulai dari anggota DPRD Bangkalan, aktivis dan masyarakat biasa.
Guna memastikan kebenaran informasi tersebut, tim redaksi lingkarjatim menganggap perlu untuk mengkonfirmasi langsung dugaan tersebut kepada kepala puskesmas yang ada di Bangkalan.
Hasilnya, berikut tanggapan dari beberapa Kepala puskesmas yang dipilih secara acak untuk dilakukan konfirmasi perihal dugaan setoran tersebut, Kamis (18/08/22).
Kepala puskesmas Socah, Farosdak mengatakan bahwa hal itu tidak benar.
“Selama saya menjadi kapus tidak pernah ada, yang ada hanya sumbangan untuk beli sapi kurban,” ucapnya membantah adanya informasi setoran yang disebut oleh anggota DPRD Jatim tersebut.
Begitupun Kapus Trageh Vivin Sufianti mengatakan bahwa selama dirinya menjadi kapus mulai dari kecatakan Blega hingga saat ini menjadi Kapus di kecamatan Trageh tidak ada yang namanya dimintain untuk membayar setoran bulanan.
“Tidak ada, Selama menjadi kapus, dari mulai Blega sama Trageh tidak ada,” ucapnya tegas.
Senada, Kepala Puskesmas Kecamatan Blega, dr Fitri mengatakan bahwasanya hal tersebut tidak ada dan tidak boleh secara aturan.
“Tidak ada, selama saya menjadi kapus di Blega (6 bln) tidak ada,” ucapnya kepada Lingkarjatim.com.
Hal senada juga disampaikan oleh kepala puskesmas Kecamatan Geger, Ajrul.
“Tidak ada, selama menjadi kapus 2 tahun lebih tidak ada seperti itu, gak boleh itu,” ucapnya menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh dan menyalahi aturan.
Kepala puskesmas Tanah Merah, Hanafi pun membantah terkait adanya setoran tersebut.
“tidak ada itu mas,” ucapnya singkat.
Bahkan Kepala puskesmas Kedungdung Modung, dr. Ratna dengan lantang dan tegas mengatakan bahwa informasi terkait setoran tersebut hoak dan tidak benar.
“Setoran apa ya? Retribusi, klo segitu tidak ada, tidak itu hoax,” ucapnya tegas.
Namun ada beberapa kepala puskesmas yang enggan memberikan komentar. Seperti Kepala Puskesma Kwanyar Toha, dirinya enggan memberi komentar karena mengaku masih ada di lapangan.
“Masih di desa ini mas,” ucapnya.
Begitupun kepala puskesmaa Kecamatan Galis, Rudi enggan memberi komentar melalui telepon.
“ketemu aja mas, biar jelas,” ucapnya.
Sedangkan kepala puskesmas Kecamatan Kota Bangkalan enggan dimintain konfirmasi karena mengaku masih sedang rapat di dinkes.
“maaf mas saya msih rapat di dinkes,” ucap dr Wiwid.