Bangkalan, Lingkarjatim.com,- polemik perihal adanya pembelian buku dan daftar ulang di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kamal Bangkalan terus berbuntut panjang.
Setelah dibantah secara tegas oleh kepala sekolah SMA1 Kamal Jumali, dan mengaku akan di tindak lanjuti oleh kacabdin Bangkalan Mustaqim melalui pengawas sekolah, serta permintaan transparansi RKAS dan larangan sekolah untuk berjualan dari anggota komisi E DPRD Jawa Timur Mathur Husairi seperti yang sudah di tulis di tulisan sebelumnya.
Kali ini giliran aktivis sosial, ketua G25 Dasuki Rahmad angkat bicara.
Menurut Dasuki, dirinya memiliki pengalaman tersendiri terkait SMAN1 Kamal.
“SMAN 1 Kamal ini termasuk yg sangat ribet ketika kita ingin bayar, bahkan lebih ribet lagi ketika kita ingin keringanan, birokrasinya bertingkat, kita di pingpong kemana2, mulai dr ketua kelas, wali kelas, bendara sekolah sampai kepala sekolah, itupun belum tentu ada ditempat, kita tahu itu karena ada 3 anak dari keluarga tidak mampu yang kita biayai dari G25INDONESIA sekolah di SMA 1 Kamal,” ucapnya Rabu (17/08/22) mulai bercerita dengan nada dan raut wajah sedikit geram.
Menurut Dasuki, dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) yang berdasarkan permendikbud no 6 tahun 2021 yaitu untuk membantu kebutuhan belanja operasional seluruh peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah ternyata belum mampu membuat pendidikan terjangkau oleh semua kalangan, bahkan menurutnya pendidikan gratis yang sering di gaung-gaungkan oleh para pejabat hanya sebatas gratis di atas kertas, prakteknya jauh dari harapan.
“BOS dan KIP itu tidak membuat pendidikan menjadi murah dan terjangkau apalagi berkualitas, karena ternyata sekolah tidak banyak yang mengedepankan prinsip-pronsip mutu pendidikan karena sibuk berbisnis, oleh karena itu perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap kepala sekolah”, lanjutnya serius.
Bahkan pria asal Socah tersebut mempertanyakan dana yang masuk ke sekolah termasuk dana BOS itu digunakan untuk apa.
“Skema pembayaran daftar ulang itupun seharusnya juga tidak sebesar itu, masak kaos olahraga beli tiap tahun, masak antribut kelas juga menjadi tanggung jawab anak, ini nanti belum penugasan tetek bengek ketika proses belajar berjalan, masing-masing guru berbeda-beda dan pasti berbiaya, yang kita pertanyakan uangnya lari kemana saja dan bentuk pertanggung jawabannya seperti apa,” ucap Dasuki seraya menunjukkan rincian biaya daftar ulang ynag harus ditanggung siswa serta berjanji akan membongkar dan mempertanyakan pelaporan Dana BOS sekolah selama ini seperti apa.
“Nanti akan kita pertanyakan, seperti apa pelaporan dana BOS sekolah, dan seperti apa pengawasan yang di lakukan oleh pemerintah terhadap sekolah, jangan-jangan……….,” Ucap Dasuki mempertanyakan pengawasan yang dilakukan oleh Cabdin selama ini. (Hasin)