SURABAYA – Lingkarjatim.com,- Kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Kota Surabaya menurun. Di mana pada semester pertama 2022 sebanyak 316 kasus, lebih tinggi di priode sama tahun 2021 sebanyak 364 kasus.
“Makanya, kami terus berupaya menggencarkan untuk memperkuat upaya pencegahan dan layanan pengobatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, Rabu, 27 Juli 2022.
Cara untuk menekan virus yang menginfeksi sel darah putih itu, lanjut Nanik, dengan melakukan upaya promotif dan preventif melalui komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kepada kelompok rentan. Langkah itu biasanya difokuskan pada remaja usia 15 hingga 24 tahun, ibu hamil, pengguna napza suntik (penasun), hingga wanita pekerja seks (WPS).
Tak hanya itu, Dinkes juga berfokus pada pasien penyakit tertentu yang berpotensi disertai infeksi HIV. Misalnya tuberkulosis (TB), dermatitis, infeksi menular seksual (IMS), bahkan diare kronis. “Caranya dengan mengintensifkan deteksi HIV sedini mungkin,” ujarnya.
Nanik mengatakan, ratusan kasus HIV di wilayahnya itu merupakan hasil penanganan kolaboratif antara Dinkes Surabaya dan instansi lain. Sinergitas itu dilakukan dengan menerapkan pengendalian forum multisektor.
Sayangnya, Nanik tidak merinci detail ratusan kasus HIV itu ditemukan di wilayah mana saja. Dia hanya menyebut Kecamatan Sawahan menjadi wilayah dengan temuan HIV tertinggi, yaitu sebanyak 17 kasus. “Untuk penyebaran kasusnya semua wilayah di Surabaya,” katanya.