Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 11 Nov 2017 10:19 WIB ·

Akulturasi Nilai Budaya Lama dan Baru di Jatim Harus Dikedepankan


Akulturasi Nilai Budaya Lama dan Baru di Jatim Harus Dikedepankan Perbesar

Soekarwo Gubernur Jatim saat acara pagelaran wayang orang

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Pengembangan kebudayaan di Indonesia harus mengedepankan akulturasi, yakni perkawinan nilai budaya lama dan baru. Artinya, nilai budaya lama dan baru harus akrab.

“Nilai baru untuk tidak merusak nilai lama. Demikian pula, nilai lama jangan kontradiktif terhadap nilai baru yang positif,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo saat memberikan sambutan pada acara pagelaran wayang orang dengan lakon “Swargaloka Kidung Suci Bhagavadgita Labda Manohara” di Gedung Kesenian Cak Durasim, Jl. Gentengkali 85 Surabaya, Jumat (11/11/2017).

Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim menegaskan akulturasi penting sekali untuk menjaga kebudayaan Indonesia. Sebab, pasca perang dunia kedua, kebudayaan merupakan sasaran utama yang diambil alih negara lain melalui cara memasukkan budaya mereka ke Indonesia .

Terjaganya kelestarian seni dan budaya serta kearifan lokal, lanjutnya, akan turut serta memperkokoh suasana guyub rukun di Jatim. “Ini karena seni dan budaya mengajarkan harmonisasi kehidupan, musyawarah mufakat, serta menghargai perbedaan,” ujarnya yang memberikan gendewa kepada tokoh Arjuna tanda dimulainya pertunjukan.

Pakde Karwo juga menegaskan, kebudayaan merupakan basis yang menjadikan negara menjadi maju, kuat dan berdaya saing. Bahkan, di Indonesia kebudayaan lebih kuat karena dilapisi dengan spiritual. Kebudayaan yang dilapisi spiritual ini sudah dilakukan oleh sembilan walisongo, dimana penyebaran agama Islam di nusantara memberikan solusi kecerdasan sangat kuat dalam menyikapi sebuah kesulitan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim Dr. H. Jarianto menjelaskan, pagelaran wayang orang ini yang menggabungkan seniman dari Surabaya, Jakarta, dan Solo digelar agar mendorong kreativitas para seniman Jatim, khususnya di kesenian wayang orang. Pagelaran berjudul Kidung Suci Bhagavad Gita ini menampilkan para pemain dengan usia muda, sehingga diharapkan mampu memberikan tontonan menarik, serta menyambungkan benang merah antara isi cerita dengan kekinian saat ini. “Yang baik dalam pagelaran itu adalah mampu menyatukan antara penampilan menarik dengan isi cerita,” jelasnya. (Zan/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gelar Wisuda Ribuan Mahasiswa, Rektor UTM: Proses Masih Panjang

27 April 2024 - 12:42 WIB

Apresiasi Launching Portal Satu Data Diskominfo, Pj Bupati Berharap Bangkalan Bisa Menjadi Smart City 

27 April 2024 - 10:27 WIB

Wujudkan SPBE yang Berkualitas, Diskominfo Launching Portal Satu Data Pemkab Bangkalan

27 April 2024 - 10:10 WIB

Aksi Dua Pemuda Lompat Pagar dan Ambil Handphone Warga Terekam CCTV Akhirnya Berurusan dengan Polisi

27 April 2024 - 09:07 WIB

Gandeng Pengusaha Tambang Perbaiki Jalan Rusak, Pj Bupati Bangkalan Mendapatkan Sorotan

27 April 2024 - 08:52 WIB

Komitmen untuk Tidak Korupsi, Pejabat Pemkab Bangkalan Tanda Tangani Pakta Integritas

27 April 2024 - 07:22 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA