Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Beredar tangkapan layar yang menunjukkan percakapan di sebuah group whatsapp dengan nama 4D Metodelogi Penelitian.
Menurut informasi yang berhasil di dapat oleh tim media LingkarJatim.com, group tersebut merupakan group mata kuliah Metode Penelitian mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Dalam group tersebut terdapat percakapan dari nomor kontak bernama Sudi Pratikno yang diketahui merupakan seorang dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian di UTM.
Sudi Pratikno mengatakan bahwa dirinya melarang mahasiswanya ikut serta dalam aksi unjuk rasa yang di laksanakan pada hari Senin (11/04/22).
Bahkan dosen tersebut mengancam tidak akan segan untuk memasukkan ke daftar hitam serta mengeluarkan dari daftar mahasiswa PGSD.
“Bagi yang ketahuan ikut demo 11 April, maka saya blaclist dari mata kuliah saya, dan saya kick dari daftar mahasiswa PGSD,” ucapnya mengancam melalui tulisan di group tersebut.
Sepontan ditanggapi oleh anggota group bernama Moh. Rifqi PGSD 20, dirinya langsung menyanggupi dengan mengatakan baik pak.
Tidak hanya Moh. Rifqi, anggota group lainnya bernama Widya Prastica juga menanggapi ancaman tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya mahasiswa rebahan yang selalu dirumah saja.
“Mohon maaf bapak, saya kaum rebahan, jadi memilih dirumah saja,” ucapnya santai.
Namun tanggapan berbeda dari mahasiswa dari fakultas pendidikan UTM yang enggan namanya disebutkan, dirinya menyayangkan ada dosen yang memiliki pemikiran sedangkal itu, bahkan dirinya mengatakan dosen seperti itu tidak layak untuk dipertahankan oleh Universitas.
“Menurut saya mahasiswa itu fungsinya bukan hanya kuliah akademik. Kita punya Tri fungsi yang harus kita lakukan dan kita aplikasikan dalam kehidupan nyata. Ini merupakan hak kami sebagai mahasiswa, hak berpendapat dan hak untuk menyampaikan masukan pada pemerintah. Sedangkan Mahasiwa juga kuliah tidak gratis. Tapi bayar. Apa kira² hak dosen untuk melarang mahasiswa ikut aksi. Bukan ini bentuk diskriminasi. Harusnya dosen seperti itu tidak perlu dipertahankan,” tulisnya melalui pesan medsos kepada redaksi media Lingkarjatim Senin (11/04/22).
Mengenai hal itu, tim media lingkarjatim.com berupaya mengkonfirmasi kepada dosen yang melontarkan ancaman tersebut.
Kepada media Lingkarjatim.com, Sudi Pratikno mengatakan bahwa hal tersebut hanya untuk menegaskan kepada mahasiswa khusus mata kuliah yang diampunya.
“Gini pak, itu untuk mata kuliah saya, dan itu tidak untuk mendiskreditkan teman2 yang demo. karena tadi ada yang tidak mengisi presensi. tidak ada relasi dengan prodi dan yang lainnya, hanya untuk menegaskan kepada mahasiswa. begitu pak kalau Anda ingin klarifikasi. maksud saya biar yang fakultas lain saja yang demo, yang PGSD biar ikut matkul metpen, begitu ya pak,” ucapnya mencoba menjelaskan.
Namun saat ditanya perihal larangan kepada mahasiswanya yang hendak ikut demo, dirinya berkilah bahwasanya bukan tidak mengizinkan, melainkan ingin mahasiswanya fokus untuk mengikuti mata kuliah yang menurtunya sangat penting untuk di ikuti.
“Maaf pak, Bukan tidak boleh, Boleh saja, Hanya begini, Saya ingin PGSD fokus ke matkul saja, Biar yang fakultas lain yg lebih kuat narasinya, Apalagi semester 4, Ini matkul penting pak untuk skripsi,” lanjutnya.
Bahkan Sudi Pratikno menyadari bahwa dirinya tidak punya wewenang untuk mengeluarkan mahasiswa dari daftar kuliahnya, namun dirinya mengaku hanya ingin memberi penegasan kepada anak didiknya agar fokus belajar, karena mata kuliah yang diampunya merupakan mata kuliah penting untuk menuju skripsi.
“Mahasiswa itu harus sekali-kali diberi penegasan, Kalau masalah black list ya jelas tidak bisa saya pak karena dosen biasa itu ranah universitas, Saya hanya menegaskan kepada mahasiswa biar fokus ke menelaah metode penelitian karena itu matkul kunci di skripsi,” pungkasnya memberi penjelasan lebih lanjut bahwa saking sayangnya dirinya kepada anak didiknya sehingga harus mengeluarkan bahasa ancaman sebagai penegasan agar peserta didiknya bisa fokus dan menyelesaikan mata kuliah ini dengan baik. (Hasin)