SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dengan dua shift. Untuk shift pertama kapasitas pelajar sebanyak 50 persen, dan shift kedua 50 persen menyesuaikan kondisi sekolah masing-masing.
“Alhamdulillah hari ini sekolah PAUD, TK, SD dan SMP di Kota Surabaya resmi digelar PTM 100 persen. Kenapa dua shift? kita meyakinkan kepada wali murid, bahwa persyaratan yang satu meter juga kita lakukan, jadi nggak ada tumpuk-tumpukan,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Surabaya, Selasa, 11 Januari 2022.
Eri memastikan kegiatan PTM di Surabaya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya, di sekolah telah tersedia tempat cuci tangan, alat pengukur suhu hingga barcode PeduliLindungi. “Ketika masuk di sekolah, ada jaraknya antar bangku, minimal 1 meter atau 100 cm. Karena ada jarak 1 cm, tidak cukup 100 persen. Makanya kita buat dua shift, tapi tetap 100 persen, hanya saja tidak dalam satu waktu. Jadi yang pertama jam 6.30 – 10.00 WIB, kedua jam 10.00 – 13.00 WIB,” katanya.
Eri berharap, para wali murid khususnya dari pelajar jenjang SD memberikan izin anak-anaknya mengikuti PTM. Meski dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) empat Menteri hal itu sudah tak diperlukan, namun perizinan dari wali murid dinilainya sangat penting. “Insya allah sambil berjalan kami dari pemkot dan DPRD sambil evaluasi akan kita wajibkan semua masuk 100 persen, tapi tetap dengan dua shift,” ujarnya.