SURABAYA, Lingkarjatim.com – Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, meminta Pemkot Surabaya serius melaksanakan pembatasan sosial berskala sosial (PSBB). Pasalnya, hingga hari 10 PSBB khususnya di Surabaya hasilnya belum maksimal.
“Belum, belum maksimal PSBB Surabaya Raya. Utamanya di Surabaya, yang menjadi daerah tertinggi angka kasus covid-19, baik jumlah yang positif, maupun yang meninggal,” kata Joni, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis malam (7/5/2020).
Joni mengatakan, penyebaran kasus covid-19 di Surabaya terus bertambah, berbanding terbalik dengan PSBB di Gresik dan Sidoarjo yang cendrung mengalami penurunan. Sejak 28 April 2020 PSBB Surabaya Raya, lanjut Joni, prosentase pasien positif korona di Jatim, sebanyak 47 persen di antaranya berasal dari Surabaya. Total jumlah positif di Surabaya sekarang ini sebanyak 592 orang.
“Jika di banding Sidoarjo hanya 12 persen dengan total 152 orang positif, dan Kabupaten Gresik hanya 3 persen dengan total 37 pasien positif covid-19,” ungkapnya.
Demikian juga dengan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Hingga saat ini, ODP di Surabaya mencapai 2.881 orang, dan PDP jumlahnya 1.461 orang.
Sementara di dua daerah lainnya yang menerapkan PSBB, misalnya di Kabupaten Sidoarjo jumlah PDP 214 orang tidak ada kenaikan, dan ODP 832 orang. Demikian juga di Kabupaten Gresik, kasus PDP 158 orang dan 1.135 ODP, tidak menunjukkan ada kenaikan.
“Pasien meninggal dunia juga terus bertambah. Hingga saat ini sudah mencapai 78 orang di Surabaya,” kata Joni.
Untuk itu, Joni meminta kepada Pemkot Surabaya agar benar-benar serius melaksanakan PSBB, untuk menekan kasus covid-19. Joni yakin Pemkot Surabaya mampu menekan kasus covid-19 di wilayahnya. “Memang perlu sinergitas, maka itu kami minta Pemkot Surabaya untuk lebih serius, lebih agresif lagi untuk memutus mata rantai covid-19 ini,” pungkas Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya ini. (Amal Insani)