BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Pemkab Bangkalan mengalihkan anggran sebesar Rp. 65, 2 milyar untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona.
Anggaran yang diambil dari setiap OPD itu juga dialokasikan melalui sejumlah OPD sesuai bidang masing-masing, mulai dari bidang jaring pengamanan sosial, bidang kesehatan, pemulihan ekonomi dan bidang lainnya. Hal itu berdasarkan data dari Instagram humas protokol pemkab Bangkalan.
Di bidang jaring pengamanan sosial, dinas pendidikan mendapat anggaran Rp 22,4 miliar, dinas sosial Rp. 465 juta dan dinas perdagangan Rp 52,8 juta.
Kemudian di bidang kesehahan, dinas kesehatan mendapat anggaran sebesar Rp 16 miliar, RSUD Syamrabu Rp 17,8 miliar dan dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman seberar Rp 250 juta.
Lalu di bidang pemulihan ekonomi, dinas pertanian dan dinas perindustrian dan tenaga kerja masing-masing mendapat anggaran sebesar Rp 400 juta.
Sementara di bidang lainnya, dinas pendidikan Rp 280 juta, dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman Rp 100 juta, Satpol-PP Rp 637 juta, BPBD Rp 321 juta, dinas perhubungan Rp 306 juta, diskominfo Rp 353 juta, sekretariat daerah Rp 600 juta, dinas perindustrian dan tenaga kerja Rp 200 juta serta 18 kecamatan Rp 1,8 miliar.
Jumlah dan alokasi anggaran itu mendapat perhatian khusus dari ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan, Muhyi, menurutnya ada kejanggalan dalam pengalokasian anggaran penanganan Covid-19 itu.
“Di dinas pendidikan dianggarkan Rp 22 miliar untuk jaring pengamanan sosial, secara logika, pengamanan sosial yang seperti apa? sementara sekolah juga libur,” kata dia melalui sambungan telepon, Sabtu (11/04).
Menurut Muhyi, seharusnya anggaran yang diperbesar itu di Dinas Kesehatan dan RSUD Syamrabu, karena yang bertanggungjawab dan menangani langsung Covid-19.
“Ini biar masyarakat paham dan mengerti postur anggran dan peruntukannya untuk apa saja,” tambah dia.
Tak hanya itu, Mohyi juga menyebut gugus tugas penanganan Covid-19 Bangkalan kurang serius menangani Covid-19, sehingga jumlah kasus positif semakin meningkat.
“Seperti dugaan saya kemarin, itu karena kekurangseriusan dan kekurangsigapan dari gugus tugas dalam menangani Covid-19,” kata dia.
Yang lebih parah lagi, lanjut dia, yang dua positif di Klampis itu karena kurang sigap dan kurang pantauan dari tim gugus tugas, akhirnya masih bisa berkeliaran dan bahkan buka praktek.
“Ini juga berpotensi bisa menularkan dan jumlah kasus positif akibat kekurangseriusan itu berpotensi akan membludak,” kata dia.
“Sekarang setelah jumlah kasus positif sudah tiga, baru sibuk, sedangkan dari kemarin kondisi yang terjadi di lapangan kurang direspon, sehingga informasi yang beredar simpang siur dan akhirnya membuat masyarakat panik,” ucap dia. (Moh Iksan)