SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan menyulap gedung sekolah dasar (SD) di Jatim sebagai tempat observasi. Nantinya, gedung SD tersebut akan menjadi tempat karantina sementara bagi para pemudik yang pulang ke kampung halaman.
“Kami meminta kepada Dinas Pendidikan di setiap daerah, untuk menyiapkan semua gedung SD sebagai ruang isolasi/karantina covid-19, karena dimungkinkan warga masing-masing daerah mulai pulang kampung (mudik),” kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (5/4/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jatim, Wahid Wahyudi, menambahkan kebijakan menyulap gedung SD sebagai tempat karantina bagi para pemudik, upaya untuk meminimalisasi penyebaran covid-19 di Jatim.
“Gedung SD itu nantinya difungsikan untuk menampung pemudik yang baru datang dari luar daerah, khususnya sejak 14 hari kedatangan. Sehingga mereka tidak berbaur dengan masyarakat terutama keluarganya,” kata Wahid.
Meski demikian, lanjut Wahid, tidak semua ruangan di gedung SD digunakan, nanti akan dipilih ruangan mana yang layak digunakan, sesuai dengan kondisi gedung dan fasilitas yang ada.
Maka itu, lanjut Wahid, Gubernur Khofifah menyarankan sebaiknya warganya menunda mudik Lebaran, sehingga dapat meningkatkan risiko penularan kepada keluarga mereka.
“Sebetulnya harapan utama Ibu Gubernur para warga yang diluar daerah tidak pulang kampung (pulkam). Coba diperhitungkan apakah dengan pulang kampung tidak nambah biaya dan dampaknya. Jadi mohon dimaklumi dengan kondisi perkembangan covid-19 di Jatim terus meningkat,” katanya.
Sekadar diketahui, Pemprov Jatim mencatat ada 152 pasien positif covid-19 di Jatim per 4 April 2020. Dari jumlah itu, 30 pasien dinyatakan sembuh dan 14 orang pasien korona meninggal dunia.
Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim bertambah menjadi 780 dari sebelumnya 717 orang. Kemudian jumlah orang dalam pemantauan (ODP) meningkat signifikan, yakni 10.116 dari sebelumnya 9.435 orang. (Amal Insani).