BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Pelaksanaan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020 di Kabupaten Bangkalan telah usai.
Tes yang dilaksanakan selama 11 hari mulai tanggal 18 hingga 28 Februari 2020 di Balai Diklat Bangkalan itu diikuti oleh 5.182 peserta dari berbagai formasi yang tersedia.
Dari sepanjang pelaksanaan tes SKD itu ada beberapa kejadian unik yang cukup menyita perhatian, mulai dari peserta yang kepo jadwal, tidak memakai baju putih dan sepatu pantofel hingga memakai ikat pinggang dari tali rafia.
Pada hari pertama pelaksanaan tes SKD CPNS 2020, banyak peserta kebingungan terkait jadwal. Padahal, panitia telah mengumumkan tanggal pelaksanaan hingga waktu dimulainya tes yang dibagi dalam beberapa sesi.
Pada hari pertama tes SKD berlangsung, peserta yang mengikuti sesi pertama dan kedua datang dalam keadaan matahari belum terbit.
Yang tak kalah menariknya, peserta yang jadwalnya masuk sesi ketiga dan empat tidak mau kalah, sebagian dari mereka datang pada pagi hari pula.
Kemudian yang tak kalah menariknya saat pelaksanaan tes SKD CPNS di Bangkalan, panitia tidak memperkenankan peserta laki- laki mengenakan sabuk atau ikat pinggang.
Sebelum memasuki ruangan tes, bagi peserta yang memakai ikat pinggang diminta untuk dilepas. Tidak sedikit celana peserta tampak kedodoran, dan harus diikat dengan tali rafia.
Kejadian unik lain yang tak kalah menarik selama pelaksanaan tes SKD itu adalah banyak peserta yang tidak mengenakan baju putih dan sepatu pantofel.
Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Peningkatan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Bangkalan, Ishak Sudibyo mengungkapkan, dengan semua kejadian itu, terpaksa panitia harus berkorban demi kelancaran tes.p
“Ada yang tidak pakai baju putih, juga ada yang pakai sandal, ya kami upayakan. Hari ini saja ada lima orang pakai sandal, kita kasih pinjaman mereka,” kata dia saat ditemui pada hari terakhir pelaksaan tes SKD CPNS 2020 di Balai Diklat, Jumat (28/02) sore.
“Karena kasian juga, karena semua peserta memiliki hak yang sama. Jadi sebisa mungkin kita bantu mereka,” ucap dia. (Moh Iksan)