PAMEKASAN, Lingkarjatim.com – KH Sholahudin Wahid alias Gus Sholah yang wafat di usia 77 tahun usai menjalani operasi di RS Jantung Harapan Kita, Minggu (2/2/2020) lalu, meninggalkan kesan mendalam bagi aktivis NU di Kabupaten Pamekasan.
Ketua Lesbumi PCNU Pamekasan, Wazirul Jihad misalnya menilai sosok Gus Sholah bukan saja tokoh agama yang kharismatik tapi juga merupakan seorang aktivis HAM.
“Bagi saya pribadi nilai istimewanya beliau itu merupakan sosok aktivis dan sosok politisi yang tidak melepaskan predikatnya sebagai ulama sekaligus tokoh agama yang karismatik,” ucapnya, (4/2/2020).
Berkah sifat dan karakter yang komplit itu, lanjut Wazir, Gus Sholah selalu sukses dalam setiap bidang yang digeluti. Baik ketika menjadi seorang peneliti pelanggaran HAM pada Mei 1998. Ia juga seorang akademisi dan penulis sekaligus.
“Dengan jiwa keberaniannya sehingga beliau mau bergabung untuk menguak tentang kebenaran dan itu merupakan prestasi yang luar biada dan patut dijadikan teladan bagi generasi bangsa di Indonesia,” paparnya.
Bagi Wazirul, meski di Indonesia banyak sosok politisi, tapi tak banyak sosok seperti Gus Sholah yaitu seorang politisi juga negarawan.
“Nah, jiwa-jiwa seperti itu yang bisa dikatakan hampir tidak ada digenarasi bangsa jaman sekarang, makanya pemuda sekarang mudah terprovokasi dan cendrung mengedepankan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan Agama dan Negara hususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini,” imbuhnya.
Wazir juga menilai sosok Gus Sholah merupakan tokoh penyejuk umat, terbukti dibeberapa kontestasi demokrasi baik itu Pilkada, Pileg maupun saat Pilpres kemarin.
“Sehingga atas kepulangan beliau, saya selaku warga Nahdiyin ikut bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, karena kita kehilangan sosok figur yang sangat luar biasa. Harapan saya semoga beliau ditempatkan di Surga Allah SWT. Amin,” harapnya Wazirul Jihad.
(Supyanto Efendi)