SUMENEP, Lingkarjatim.com — Setelah melewati serangkaian sayembara, KPU Sumenep memilih satwa burung Kaka Tua Jambul Kuning sebagai icon Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep tahun 2020.
Kaka tua jambul kuning, adalah satwa jenis abboti, yakni spesies Cacatua Shulpurea Abbotti, atau kaka tua jambul kuning kecil. Konon, burung kaka tua dengan spesies ini hanya ada di Kabupaten Sumenep, tepatnya di Pulau Masakambing, Kepulauan/Kecamatan Masalembu.
Bahkan, kabarnya burung itu sudah langka. Di habitat aslinya, di Pulau Masakambing, kini hanya tinggal 24 ekor saja. Sehingga burung ini menjadi satwa langka yang dilindungi. Kabarnya, dulu ada ribuan kaka tua jambul kuning di pulau terjauh di Sumenep ini.
Ribuan burung kaka tua jambul kuning saat itu, malah dianggap hama oleh masyarakat setempat sehingga diburu dan diperjual belikan dengan bebas. Bagaimana tidak, burung-burung yang terbang di alam bebas, merusak hasil pertanian masyarakat. Mulai dari jagung, hingga kelapa. Burung itu memang memakan biji-bijian.
Beberapa waktu silam, akhir tahun 2019 lalu, wartawan lingkarjatim.com ditemani petugas BKSDA, Daeng Usman sempat mengunjungi habitat asli satwa langka yang pada 1999 hanya tersisa 5 ekor.
Berkat penangkaran yang baik, populasinya kini bertambah menjadi 24 ekor. Masyarakat juga tak lagi menganggapnya hama tanaman.
Riwayat inilah yang mendasari KPU Sumenep menjadikannya maskot Pilbup 2020. KPU Sumenep, ingin menunjukkan kepedulian terhadap satwa yang seharusnya menjadi kebanggan masyarakat Sumenep itu.
“Prihatin, saat ini sudah tinggal 24 ekor. Makanya. salah satu alasan kami memakai maskot burung yang hanya ada di Sumenep itu, karena kami juga ingin mengabarkan kepada publik supaya ikut menjaga satwa itu,” kata Ketua KPU Sumenep, Abd Warits, Jum’at (17/01).
Oleh sebab itu, Warits menambahkan, KPU Sumenep tidak hanya menjadi penyelenggara pemilu, melainkan juga ingin ikut melestarikan satwa Iangka burung kaka tua jambul kuning jenis abboti tersebut.
Sementara itu, lbnu Hajar Ketua Umum Tim Tujuh mengungkapkan, pembuatan maskot dan jinggel dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Hal itu dalam rangka menentukan maskot dan jinggel Pilbup Sumenep 2020, yakni sejak 10 Desember 2019 hingga 10 Januari 2020.
“Selain burung Kakak Tua Jambul Kuning, sebenarnya ada banyak usulan untuk maskot, seperti kuda terbang dan Iain sebagainya. Tapi diputuskan maskotnya Kakak Tua Jambul Kuning,” ucapnya
Sementara itu, lbnu Hajar Ketua Umum Tim Tujuh mengungkapkan, pembuatan maskot dan jinggel dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Hal itu dalam rangka menentukan maskot dan jinggel Pilbup Sumenep 2020, yakni sejak 10 Desember 2019 hingga 10 Januari 2020.
“Selain burung Kaka Tua Jambul Kuning, sebenarnya ada banyak usulan untuk maskot, seperti kuda terbang dan Iain sebagainya. Tapi diputuskan maskotnya kaka tua jambul kuning,” katanya.
Dipaparkan Ibnu, kata ‘Si Jambul’, selain ciri khas Kakak Tua Jambul Kuning, juga merupakan kepanjangan dari ‘siap jurdil, aman memilih bupati langsung.
Sedangkan Komisioner KPU Sumenep Rafiqi Tanzil mengatakan, saat ini secara resmi pihaknya memiliki maskot dan jinggel Pilbup Sumenep 2020.
Dengan memilih maskot berupa burung Kakak Tua Jambul Kuning, KPU Sumenep tidak hanya menyelenggarakan pemilu, melainkan juga ikut mengkampanyekan pelestarian satwa langka yang hanya ada di Sumemep, untuk kemudian dijaga bersama-sama agar tidak punah.
“Kemudian untuk jinggel, isinya kami menekankan untuk menolak politik uang dan politik yang mencederai demokrasi. Jinggel itu sendiri berbahasa Madura dan bahasa Indonesia,” kata Rafiqi. (Abdus Salam)