BANGKALAN, lingkarjatim.com – Selasa (31/12) mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bekerjasama dengan masyarakat Desa Dlemer Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan dalam kegiatan “sosialisasi produk unggulan”. Kegiatan ini dilaksanakan di empat dusun Desa Dlemer yaitu Dusun Maddungan, Asem pepek, Tlageh dan Gumantar yang berjumlah 60 orang. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa Dlemer, bahwa di desa memiliki potensi ekonomi tinggi yang di dapatkan dari hasil buminya, yaitu singkong.
Singkong merupakan tanaman yang multi fungsi. Tanaman ini mulai dari akar, batang dan daun dapat dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi manusia. singkong atau sering dikenal dengan ketela merupakan hasil bumi yang melimpah dari desa Dlemer. harga jual opak singkong sangatlah murah. “Satu pack isi 25 lembar hanya dihargai Rp 7.500,- sedangkan daun singkong sering dibuat untuk makan hewan ternak” jelas Ummi selaku ketua dusun Asem pepek.
pengabdian masyarakat oleh mahasiswa UTM di desa Dlemer menyulap singkong menjadi produk unggulan yang dikemas dalam sebuah camilan dan minuman seduh. Cemilan ini berupa opak poput yang memiliki macam-macam varian rasa mulai dari original, pedas dan pedas manis. Sedangkan bentuk dari minuman seduh adalah wedang bohong yang memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah menurunkanm kolestrol, anti oksidan (penuaan dini), melancarkan peredaran darah dan manfaat lain bagi kesehatan tubuh.
produk unggulan ini dikemas dengan menarik. Salah satu yang membuat daya Tarik pembeli menjadi meningkat. opak dan minuman seduh diwadahi dalam standing pouch kemudian diberi label produk sehingga tambah terlihat mewah dan higienis . dalam satu kemasan opak poput dihargai Rp 8.000,- dan wedhang bohong Rp 5.000,-
opak poput dan wedhang bohong dapat ditemukan di area pasar Kwayar dan desa Dlemer. Selain itu pembeli juga dapat memesan lewat media sosial penjualan. Hal ini menjadi salah satu strategi penjualan yang diajarkan kepada masyakat desa Dlemer untuk meningkatkan hasil ekonomi. (*)