SURABAYA, Lingkarjatim.com – Sebanyak 5.432 desa atau 70 persen dari 7.724 total desa di Jawa Timur telah punya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namun, sebanyak 45 persen atau 2.444 dari 5.432 BUMDes di Jatim tidak beroperasi.
“Mayoritas memang (BUMDes di Jatim) masih berada dalam kondisi rintisan sekitar 45 persen, kemudian 44 persen dalam posisi mulai tumbuh. Sementara 7 persen masuk kategori maju dan berkembang,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jatim, Mochammad Yasin, dikonfirmasi, Senin (16/12/2019).
Menurut Yasin, ribuan BUMDes yang belum beroperasi disebabkan beberap faktor. Di antaranya karena BUMDes baru dibentuk, sehingga kelembagaan dan struktur organisasi belum jalan, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada belum mumpuni.
“Sehingga BUMDes yang ada belum berkembang. Yang paling penting adalah komitmen dari kepala desa untuk mengembangkan desanya,” ujarnya.
Yasin mengaku terus melakukan berbagai upaya agar BUMDes di Jatim berkembang, mulai menggelar pelatihan, bimbingan teknis (Bimtek), menyelenggarakan temu karya hingga evaluasi setiap tahun.
Selain itu, kata Yasin, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti agen Palang Merah Indonesia (PMI), agen PT POS, hingga Tokopedia.
“Kami terus mendorong agar BUMDes di desa maju berkembang. Kita hanya bisa mensosialisasikan, mendorong, karena memang yang paling penting komitmen dari kepala desa untuk mengembangkan desanya,” kata Yasin. (Amal Insani)