SURABAYA, Lingkarjatim.com– Menjelang akhir tahun, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengadakan seminar “Dampak Sosial Media di Kalangan Siswa SMA” dilanjutkan dengan “Kegiatan Revitalisasi OSIS
SMA” di Hotel Mercure Jl. Raya Darmo Surabaya mulai tanggal 16 Desember sampai 19 Desember 2019.
Acara yang diikuti oleh 1234 perwakilan OSIS SMA se Jawa timur ini dimaksudkan untuk membekali siswa dalam menghadapi era Revolusi Industri 5.0.
Namun disisi lain, kegiatan seminar ini mendapat penilaian negatif dari berbagai elemen utamanya dari aktivis LSM dan anggota DPRD Jatim.
Mathur Husyairi, Anggota DPRD Jatim Dapil Madura mengatakan kalau kegiatan seminar ini tidak memiliki manfaat yang jelas.
“Seharusnya jika ingin serius membekali siswa SMA/SMK, acara ini dilaksanakan di tiap kabupaten dengan melibatkan perwakilan dari sekolah lebih banyak, bisa 10-15 orang per sekolah, Ini kesannya asal terserap saja acara ceremonial nya, apalagi dihelat di hotel Surabaya Buang-buang duit aja ini, pemborosan”, katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ahmad Ghozali, aktivis dari LSM Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Peduli (APMP) Jatim ini mengatakan kalau kegiatan ini tidak memperhatikkan asas manfaat dan tidak efektif karena diikuti oleh ribuan peserta. Selain itu, ia menambahkan kalau kegiatan seminar ini hanyalah cara Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk menyerap APBD Jatim.
“Acara ini disinyalir hanya menyerap anggaran dan penghamburan uang, karena kita tahu sendiri kalau penyerapan APBD mereka masih sangat lemah”,katanya.
Menanggapi hal ini, Hudiono, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur membantah kalau acara yang diselenggarakannya hanya untuk penyerapan anggaran semata, baginya setiap kegiatan yang dilakukan oleh Dinas atau Lembaga Negara itu melalui Tahapan-Tahapan.
“Gak bener, setiap kegiatan sudah ada tahapannya”, ucapnya.
Ketika ditanya apakah kegiatan ini sudah direncanakan ketika perencanaan APBD 2019, Hudiono mengatakan kalau kegiatan ini memang sudah direncanakan sebelumnya.