SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait industri tahu yang ada di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Pasalnya, ada sekitar 30 pabrik tahu di Sidoarjo yang menggunakan sampah plastik impor sebagai bahan bakar, yang disebut-sebut mengandung zat beracun seperti dioxin.
Khofifah mengaku sulit mengambil langkah terkait maraknya produsen tahu yang menggunakan bahan bakar plastik. Sebab, izin produksi industri rumah tangga (PIRT), merupakan kewenangan pemerintah daerah. Sementara terkait izin impor sampah plastik, kewenangan pemerintah pusat.
“Sebab PIRT nya wewenangnya Pemkab, sementara impor plastik kewenangan pusat. Sehingga kami akan mencari solusi untuk itu,” kata Khofifah, di Surabaya Rabu (20/11/2019).
Khofifah mengaku akan mencoba memediasi bagaimana para pelaku IKM tahu di Tropodo, siap-siap mengkonversi bahan bakar yang sementara ini dari sampah plastik. Bahan bakar tersebut, akan didorong untuk dikonversi menggunakan jenis yang lebih aman, misalnya pelet kayu, dan lainnya.
“Salah satu opsinya adalah wood pellet, ini paling memungkinkan dan paling terjangkau menurut hitungan Pak Bupati Sidoarjo (Saiful Illah)” kata Khofifah.
Meski demikian, Khofifah memberikan opsi lain agar bahan bakar yang digunakan produsen tahu di Tropodo lebih aman. Dimana Pemkab Sidoarjo telah menjalin komunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN), untuk memperpanjang pipa Jargas (city gas).
Kemudian akan mendorong agar produsen tahu di Tropodo, bisa menggunakan bahan bakar compressed natural gas (CNG). Termasuk mendorong produsen tahu agar menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar.
“Saya telah berkomunikasi dengan Pertamina MOR V agar produsen tahu Tropodo mendapat potongan harga spesial. Sekarang GM Pertamina sedang menghitungnya. Prinsipnya, pemerintah akan membimbing mereka, mendampingi mereka, kemudian survivalitas kehidupan mereka juga harus kita,” kata mantan Menteri Sosial (Mensos) itu. (Amal Insani)