SURABAYA, Lingkarjatim.com – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur merilis hasil laboratorium forensik penyebab atap SDN Gentong ambruk di Kota Pasuruan. Salah satunya bahan dan material tidak sesuai spesifikasi kontruksi bangunan.
“Hasil uji laboratorium forensik ada beberapa bahan yang tidak sesuai dengan apa yang dikonstruksikan. Hasilnya, bangunan menjadi tidak kuat hingga ambruk,” kata Direskrimum Polda Jatim, Kombes Gidion Arif Setyawan, saat merilis insiden ambruknya atap sekolah di Pasuruan, di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (11/11/2019).
Hasil temuan itu, lanjut Gidion, polisi menetapkan dua kontraktor sebagai tersangka, yakni berinisial S selaku direktur CV Andalus yang mengerjakan proyek, dan D selaku direktur CV DHL Putra (mitra kerja yang sama dengan CV Andalus).
Kedua tersangka ini sengaja menyalahi kontruksi bangunan, demi mendapat keuntungan dari proyek tersebut.
“Jadi, mereka ini sengaja tidak mentaati kontruksi agar mendapat untung banyak dalam mengerjakan proyek SDN Gentong,” ujarnya.
Gidion mencontohkan, harusnya kolom kontruksi diisi empat besi malah hanya diisi tiga besi, kemudian besi yang digunakan tidak sesuai perencanaan kontruksi, serta kekuatan beton bangunan juga menyalahi aturan kontruksi.
Selain itu, Gidion menyebut pasir yang digunakan membangun gedung juga memiliki kualitas biasa.
Padahal dalam penganggaran, gedung tersebut harusnya menggunakan pasir berkualitas bagus.
“Kemudian galvalumnya ini galvalum atau rangka rangka baja, rangka baja ringan sebagai reng kemudian itu tempatnya genteng. Intinya, bahan dan material bangunan tidak sesuai kontrukai bangunan,” kata Gidion.
Atap ruang kelas gedung SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, mendadak ambruk, Selasa, 5 November 2019. Dalam kejadian itu, ada empat ruang kelas yang atapnya ambruk, yang sebagian besar terjadi saat kegiatan belajar mengajar.
Ada 13 korban akibat kejadian itu. Dua di antaranya meninggal dunia, yakni Irza Amira, 8, siswa kelas 2B, dan Sefina Arsi Wijaya, 19, seorang guru honorer yang sedang berada di dalam kelas 5A, saat siswanya keluar kelas karena jam olah raga.
Selain itu, juga ada 11 siswa mengalami luka-luka dan sedang dirawat RSUD dr. R. Soedarsono Kota Pasuruan. Sebagian besar adalah siswa kelas 2A, yang saat kejadian tengah berlangsung kegiatan belajar mengajar.
(Amal Insani)