BANGKALAN, lingkarjatim.com – Farhat Suryaningrat begitu energik. Tiga kali bertemu, tiga kali pula ia menyambut langsung di lobi.
Ia dokter muda, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bangkalan, Kini dipercaya sebagai Wakil Direktur Pelayanan RSUD Syamrabu, rumah sakit milik Pemkab Bangkalan.
Saya menemuinya untuk mengonfirmasi kebenaran kabar yang menyebut Bupati Bangkalan, R. Abdul Latief pernah mengeluhkan kualitas katering untuk pasien di sana.
“Kita ke dapur,” kata Farhat tanpa banyak berbasa-basi.
Ruang dapur rumah sakit erletak di bagian belakang. Di dekat pintu masuk khusus penjenguk yang dijaga Satpam. Siang itu, suasana dapur sibuk sekali.
Di luar, beberapa karyawan tengah memindahkan piring bertutup plastik wrap transparan ke sebuah troli. Tiap porsi terdiri nasi, lauk, dan buah-buahan.
“Ini hidangan untuk pasien kelas III,” kata Farhat.
Kami pindah ke dalam. Suasana sama. Sibuk sekali. Juga sibuk memindahkan nasi ke troli. “Ini untuk pasien kelas VIP,” kata seorang pegawai.
“Yang ini, untuk yang keluarga pasien,” pegawai itu menambahkan.
dokter Farhat bilang, katering itu dimasak seorang koki profesional. Koki yang bisa menerjemahkan standar hidangan untuk pasien yang sesuai aturan menteri kesehatan.
“Ke depan katering rumah sakit akan ditender, untuk saat ini, kita sewa koki dulu, sampai akhir tahun ini,” ujar dia.
Farhat mengakui sewa koki dilakukan setelah kualitas katering RSUD dikeluhkan Bupati Bangkalan R. Abdul Latief tiga bulan lalu. Kebetulan saat itu, istri bupati dirawat di sana karena sakit.
“Kata bupati, katering kami datangnya telat, sudah telat rasanya tidak enak, tampilannya juga kurang menarik,” kenang Farhat.
Karena keluhan itulah, Farhat memutuskan menyetop agar RSUD tak memasak hidangan pasien sendiri. Ia menyewa koki profesional. Agar kualitas makanan terjaga, rasanya enak dan penampilannya bisa menggugah selera makan.
“Kami terbuka oleh kritikan dan masukan, insyaallah ketering rumah sakit sekarang sangat enak dan yang pasti tak telat lagi,” ungkap Farhat. (M. Aldo)