PAMEKASAN, Lingkarjatim.com – Pemerintah Kabupaten Pamekasan banyak mengadakan kegiatan besar dalam rangka Hari Jadi Pamekasan yang ke-489 selama bulan Oktober hingga November dengan mengeluarkan anggaran yang lumayan besar.
Namun hal itu mendapat kritikan positif dari anggota DPRD Pamekasan dari Fraksi Demokrat, Moh. Ali.
“Pasca perayaan Hari Jadi Pamekasan tahun ini, adakah dampak positif terhadap masyarakat baik dari segi sosial, budaya, ekonomi serta yang lainnya,” ucapnya, (5/11/2019).
Ia menjelasakan, bahwa seharusnya perayaan di hari ulang tahun pamekasan ada esensi yang bisa dirasakan oleh semua masyarakat dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
“Pamekasan milik bersama antara pejabat dan masyarakat bukan hanya milik Bupati dan Wakil Bupati, setelah kami amati dari beberapa kegiatan di Hari Jadi Pamekasan tahun ini, tidak ada satupun bermuara positif terhadap masyarakat lokal,” ungkapnya.
Pihaknya menganjurkan, mestinya pemerintah pandai dalam mengadakan kegiatan yang mana seharusnya kegiatan tersebut bisa melahirkan pertumbuhan ekonomi kemasyarakat, merawat budaya lokal dan menjalin sosial kemasyarakatan.
“Kami harap dari perayaan Hari Jadi tahun ini ada hasil yang sifat berkelanjutan, seperti halnya pemerintah menetapkan baju Sakera Marlena sebagai baju kedinasan di lingkungan Pemkab Pamekasan. Karena dengan begitu kita bisa mengenalkan budaya kita terhadap anak-anak kita dan juga bisa meningkatkan ekonomi kemasyarakatan utamanya pengrajin baju Sakera dan Marlena,” imbuhnya.
Selain itu, Moh. Ali juga memberikan masukan terhadap pemerintah supaya perayaan hari jadi pamekasan tahun depan betul-betul dirasakan oleh semua masyarakat.
“Salah satu contohnya, Pemkab memamerkan makanan khas Pamekasan dari masing-masing kecamatan dan memcicipi makanan tersebut secara bersama-sama antara pejabat dengan masyarakat. Sehingga apabila hal itu dilakukan maka akan ada hikmah kebersamaan yang luar biasa,” pungkasnya. (Supyanto Efendi)