Ikamaba Surabaya saat memberikan santunan pada penutupan Bina Desa
BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Usai sudah kegiatan Bina Desa yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Bangkalan (IKAMABA) Surabaya di Desa Daleman, Galis, Bangkalan. Acara penutupan pada Minggu malam (16/07/2017) digelar secara meriah dengan dihadiri oleh sekitar 200 masyarakat desa setempat.
Dalam rangkaian acara penutupan tersebut digelar acara tahlil bersama sekaligus Asroful Anam. Dilanjutkan dengan Bakti Sosial (Baksos) kepada masyarakat yang kurang mampu. Juga ada acara hiburan dari pemuda dan pemudi Desa Daleman.
Selama kegiatan terhitung sejak tanggal 3 juli – 17 juli 2017 Tersebut banyak program yang dilakukan oleh Ikamaba Surabaya, diantaranya pembuatan Sistem Informasi Sesa Offline dengan aplikasi Q-GIS, pengembangan industri home dan kerajinan tangan masyarakat Desa Dleman serta pendidikan.
Ahmad Annur selaku Ketua Umum Ikamaba Surabaya menjelaskan bahwa masa waktu kegiatan bina desa tersebut masih sangat kurang, karena belum banyak menyentuh kehidupan masyarakat luas di Desa Daleman. Mengingat lanjutnya, banyak potensi di masyarakat Desa Daleman yang butuh sentuhan kreatif mahasiswa dan pemerintah.
“Di desa ini kami masih merasa belum melakukan apa-apa karena waktu cuma lima belas hari, hingga plan riset aksi belum sampai pada tahap akhir,” Terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bawa pendekatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan oleh Ikamaba Surabaya adalah metode Participatory Action Research (PAR) yang membutuhkan waktu tiga sampai empat bulan untuk mencapai tujuan awal.
“Riset aksi dengan metode PAR sebenarnya tidak cukup lima belas hari, paling tidak PAR ini bisa tercapai jika dilapangan tiga sampai empat bulan,” Tuturnya.
Oleh karena itu menurutnya, jika pemerintah desa dan kecamatan masih meberikan izin dan terbuka untuk Ikamaba, kedepan pihaknya akan terus melakukan pendampingan dan pemberdayaan sampai tahap akhir dalam rangka meningkatkan partisipasi Ikamaba Surabaya dalam membangun desa di Kabupaten Bangkalan untuk Indonesia.
“Jika pemerintah desa dan kecamatan masih memberi izin dan terbuka kepada kami, insyaallah kami akan melanjutkan pendampingan dan monitoring kegiatan meski dua minggu satu kali, agar tindak lanjut dari kegiatan tersebut terus berjalan,” Pungkasnya. (lim)
