SUMENEP, lingkarjatim.com – Pengamat Politik Universitas Wiraraja Sumenep, Imam Hidayat memprediksi kemunculan wajah-wajah baru sebagai calon bupati pada Pilkada Sumenep yang akan dihelat tahun 2020 mendatang.
Nurfitriana, Anggota DPRD Jatim. Fattah Yasin, Kepala Dinas Perhububgan Jawa Timur serta salah satu Pengasuh Pondon Pesantren Annuqayah, KH Salahuddin Warist, diprediksi Imam punya kans menyaingi calon bupati ‘wajah lama’ seperti Ahmad Fauzi, kini Wakil Bupati Sumenep. KH. Imam Hasyim, politisi PKB, hingga ketua DPRD Sumenep saat ini, A Hamid Ali Munir.
Menurut Imam, Nurfutriana, akrab disapa Bunda Fitri, masuk peta calon bupati karena ia istri KH Busyro Karim, Bupati Sumenep saat ini.
Busyro yang tak mungkin nyalon lagi karena sudah dua periode menjabat bupati, sangat mungkin mendorong istrinya maju. Lolosnya Bunda Fitri ke DPRD Jatim pada Pileg April lalu, dengan perolehan 90 ribu suara, adalah bukti kuatnya jejaring politik sang suami.
“Apalagi ibu Fitri kader PKB, partai ini meraih 10 kursi di DPRD Sumenep, bisa ngusung calon sendiri tanpa koalisi,” kata Imam.
Berikutnya, ada Fatah Yasin, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Dia juga mulai menunjukkan diri menjelang Pilkada Sumenep tahun 2020. Sejumlah banner yang memuat nama dan fotonyapun mulai menyebar hingga pelosok Sumenep.
Lelaki itu masih berdarah Sumenep. Saat ini, masyarakatpun sudah mulai mengetahui siapa Fatah Yasin. Terlebih, dia salah satu orang yang terlibat dalam upaya penyelenggaraan kapal perintis antar kepulauan di Madura, khsusnya Sumenep.
“Sekarang yang rame ini kan juga ada nama Fatah Yasin. Nama itu tentu tidak asing, khususnya bagi masyarakat kepulauan. Selain orang Sumenep, dia juga Kadishub Jatim, artinya dia dari kalangan birokrat,” ucapnya.
“Tahun lalu, Cabupnya juga ada dari kalangan Birokrat, yakni Pak Zainal Abidin. Terbukti, dia memberikan perlawanan ketat pada Busyro-Fauzi. Sekarang, jika Fatah Yasin ini berniat maju, tinggal partai apa yang hendak mengusungnya. Semua kemungkinan ada, tapi setiap partai pasti punya pertimbangan sendiri,” Imam menambahkan.
Nama terakhir diprediksi Imam adalah Ketua DPC PPP Sumenep, KH. Mohamad Salahuddin Warits. Posisinya sebagai salah satu pengasuh pondok pesantren terbesar di Sumenep, An-Nuqayah, Guluk-Guluk, menjadi modal yang penting yang tak dimiliki politisi lain.
Menurut Imam, kiai yang akrab disapa Ra Mamak itu, merupakan calon potensial dibanding Bunda Fitri dan Fattah Yasin. Mengingat, pemilih Sumenep selama ini merupakan pemilih yang dibentuk dengan politik identitas. Utamanya untuk identitas tokoh agama dari kalangan pesantren.
“Kalau ada survei, elektabilitas Ra Mamak sebagai orang baru mungkin yang paling tinggi. Beliau ini pengasuh pondok besar. Tentu ini diuntungkan dengan mayoritas masyarakat Sumenep yang masih melekat dengan politik identitas,” jelas dia.
(Abdus Salam)