SUMENEP–Lingkarjatim.com, Keinginan masyarakat Pulau Kangean, khususnya masyarakat Kecamatan Arjasa untuk menikmati pelayanan kesehatan lebih terjangkau harus tertunda. Pasalnya, pembangunan rumah sakit Arjasa gagal dilanjutkan tahun ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Cipta Karya, Mohamad Jakfar mengatakan, sebenarnya, tahun 2019 ini untuk melanjutkan pembangunan Rumah Sakit Arjasa sudah dianggarkan Rp 22 milyar.
“(Yang gagal dilaksanakan, red) Rumah sakit Arjasa (senilai, red) Rp 22 milyar,” kata Jakfar kepada media ini, Rabu (16/10).
Kata Jakfar, penyebab gagalnya tindak lanjut pembangunan rumah sakit itu karena tidak adanya perencanaan dari awal. Untuk itu, pihaknya akan membuat perencanaan untuk melanjutkan pembangunan rumah sakit itu tahun ini.
“Dari awal perencanaannya belum ada. Sehingga tahun ini saya rencanakan. Diperkirakan pertengahan bulan Desember perencanaannya sudah selesai,” tambahnya.
Sementara itu, untuk tahun 2020 sendiri, kata dia anggaran pembangunan rumah sakit itu bukan lagi Rp 22 milyar. Anggarannya naik menjadi Rp 25 milyar.
“Setelah (perencanaan, red) selesai, langsung kita lelang proyeknya. nilainya Rp 25 milyar,” tambah mantan Plt. Kadis PU Bina Marga Sumenep itu.
Lebih lanjut, Jakfar menjelaskan, penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Arjasa harus disegerakan. Mengingat, dokter dan perawat yang akan mengemban tugas di Rumah Sakit Arjasa sudah disiapkan sejak dua tahun lalu.
Selain itu, kata Jakfar, tahun 2019 ini, pembelian alat kesehatan untuk Rumah Sakit Arjasa pun sudah dianggarkan. Anggaran pembelian alat kesehatan sendiri mencapai Rp 14 milyar.
“Kalau bangunannya tidak segera dibangun, maka peralatan dan SDM yang sudah disiapkan maka nanti akan kesulitan kita ngatur,” ucap dia. (Abdus Salam)