SURABAYA, Lingkarjatim.com – Matinya lampu stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya saat laga Persebaya melawan Persikabo, Minggu (21/07/19) membuat Bonek berang pada pihak penyelenggara. Disaat pertadingan mulai seru lampu stadion mati pada menit 68 sehingga pertandingan harus dihentikan selama 13 menit.
Atas kejadian yang memalukan saat pertandingan live di TV swasta itu Senior Manager General Affairs PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur A Rasyid Naja angkat suara. Ia mengungkap kejadian itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan PLN karena pasokan listrik dari PLN untuk Stadion GBT berada dalam tahap aman.
“Bisa kami informasikan bahwa pada saat kejadian Minggu malam tanggal 21 Juli 2019 jam 19.55 s.d 20.15 WIB sama sekali tidak ada kaitannya dengan PLN karena pada menit yang sama Pasokan PLN aman,” ungkapnya di Surabaya, Minggu (21/07/2019) malam.
Meski pihak stadion merupakan pelanggan PLN dengan daya terpasang sebesar 197 kVA kata Rasyid, namun aliran listrik PLN pada saat pertandingan tidak digunakan untuk lampu sorot stadion. Ia menambahkan Berdasarkan keterangan dari pihak panitia, penyelenggara lampu sorot menggunakan listrik dari genset.
“Sementara listrik PLN digunakan untuk keperluan sebagian lampu tribun dan parkir,” katanya.
Ram Surahman, Sekretaris Persebaya pun merasa kaget atas kejadian ini, karena sebelumnya sudah berkoordinasi dengan pengelola stadion. Ia menambahkan kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2012 saat Persebaya menjamu tim asal Inggris QPR (Queens Park Rangers).
“Ini sebelumnya pernah terjadi pada 2012 saat melawan QPR. Kami juga kaget, tapi sudah kami komunikasikan kepada pihak pengelola. Informasi dari rekan di lapangan, ada 40 titik lampu yang mati dan kami cuma penyewa saja,” imbuhnya.
Sontak dengan kejadian ini Bonek membuat sindiran ke Dispora Surabaya, yang selama ini kerap menyulitkan Persebaya saat ingin menggunakan stadion. (Sul/Lim)
