SURABAYA, Lingkarjatim.com – Matnazu Mucari Bungkas, warga asal Simo Hilir Sukomanunggal, Kota Surabaya, akhirnya bisa ke Tanah Suci. Kakek berusia 71 tahun itu, menyisihkan rejekinya dengan mengayuh becak selama 22 tahun.
“Saya selama 22 tahun sebagai tukang becak, menabung ingin berhaji,” kata Kakek Matnazu, di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Selasa (16/7/2019).
Matnazu menarik becak sejak tahun 1997. Meski hasilnya tidak seberapa, dia mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, istri dan sembilan anaknya hingga dewasa.
“Hidup apa adanya, Alhamdulillah masih bisa memenuhi kebutuhan keluarga,” katanya.
Namun bukan tanpa sengatan, Matanazu sempat menghadapi kesulitan di tengah menabung untuk naik haji pada tahun 2004. Pendapatan hasil mengayuh becak setiap harinya menurun, lantaran sepi penumpang.
“Saya awal-awal narik becak itu nak, sehari penghasilannya itu Rp50 sampai Rp100 ribu. Tapi semakin kesini peminat becak mulai sepi, sehari biasanya hanya Rp30 sampai Rp50 ribu,” kata kakek 20 cucu ini.
Meski demikian, keinginan kakek Matnazu untuk berhaji tidak pernah surut. Sisa uang belanja keluarga ia tabung untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
“Ada berapa sisa uang untuk belanja, saya tabungkan nak, untuk naik haji,” katanya.
Kakek yang pernah berprofesi sebagai kuli angkut ini mengaku, keinginannya untuk berhaji muncul setelah menikah dengan Sanatun pada tahun 1972. Namun, istri tercinta telah meninggal sekitar 15 tahun lalu, sehingga ia berangkat haji seorang diri.
“Sejak istri meninggal, akhirnya saya nabung sendiri, saya masukkan ke arisan. Kalau tidak begitu ya habis, nggak bisa haji,” katanya.
Matnazu yang tergabung dengan kloter 28 asal Kota Surabaya tersebut akan diterbangkan menuju Arab Saudi pukul 06.30 WIB, Selasa 16 Juli 2019. Dia bersama rombongan akan terbang menggunakan pesawat Saudia Airlines melalui Bandara Internasional Juanda Surabaya. (Mal/Lim)