SURABAYA, Lingkarjatim.com – Empat dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami dampak kekeringan kategori parah. Tiga daerah kekeringan kategori sangat rawan, yakni Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Pacitan, dan Tuban kategori kekeringan rawan.
“Daerah yang sangat rawan adalah daerah dengan sawah terdampak di atas 1.000 hektare. Sementara daerah rawan, luasan sawah terdampak kekeringan di bawah 1.000 hektare,” kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo, dikonfirmasi, Jumat (5/7/2019).
Akibat kemarau panjanh tahun 2019 ini, lanjut Hadi, terdapat seluas 24.633 hektare sawah terdampak kekeringan dan 983 hektare tanaman padi dinyatakan mengalami puso alias gagal panen. Rinciannya, jumlah lahan pertanian terdampak kekeringan di Bojonegoro mencapai 11.016,8 hektare, Lamongan seluas 6.806,6 hektare, Pacitan seluas 1.139,5 hektare, dan Tuban seluas 553,25 hektare.
Namun, menurut Hadi, tanaman padi yang terdampak kekeringan di Jatim tidak terlalu signifikan. Sebab, kata Hadi, stok padi di Jatim masih surplus. “Luas tanaman padi di Jawa Timur ini 1,9 juta hektare. Secara persentase, luas total keseluruhan yang kekeringan hanya 1,32 persen, yang kena puso hanya 0,05 persen. Jadi tidak terlalu signifikan,” katanya.
Meski begitu, Hadi mengatakan, bukan tidak mungkin sawah dan padi yang terdampak kekeringan ini terus bertambah, mengingat musim kemarau di Jatim diperkirakan berlangsung sampai September mendatang.
Hadi mengaku telah menyiapkan antisipasi bersama Distan kabupaten/kota untuk mengatasi kekeringan tersebut. “Salah satunya dinas pertanian di daerah menyiapkan varietas tanaman (padi) yang tahan kering. Kemudian mengoptimalkan pemanfaatan lahan basah, seperti daerah rawa atau lebak,” ujarnya.
Selain itu, Hadi mengaku telah meminta agar dinas terkait di kabupaten/kota untuk memastikan agar sarana prasarana pertanian, dan irigasi seperti embung dan bendungan berfungsi dengan baik di daerah masing-masing.
Kemudian berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Jatim untuk memastikan agar seluruh sarana dan prasarana pertanian, berjalan dengan baik selama musim kemarau ini. Setidaknya tersedia sejumlah 10.142 pompa air di seluruh brigade yang ada di setiap daerah di Jatim yang bisa dimanfaatkan oleh petani. “Jadi, para petani bisa meminjam alat-alat yang di sana, bila memang diperlukan untuk pertanian,” kata Hadi. (Mal/Lim)