SAMPANG, Lingkarjatim.com – Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dalam upaya meminimalisir tingginya kasus stunting terkesan lelet.
Tercatat sebanyak 10 desa di Kabupaten Sampang mengalami stunting. Sebut saja Desa Tanah merah, Pacanggaan, Banyumas, Pulau Mandangin, Gunung Madah, Jrengik, Bancelok, Trapang, Gunung Kesan, dan Karang Anyar.
Stunting atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berupang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan.
Saat dikonfirmasi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Agus Mulyadi, mengatakan hasil Riskesdas Tahun 2013 ada 10 desa di Kabupaten Sampang yang termasuk daerah stunting.
Selama ini pihaknya sudah berupaya mengatasi stunting melalui penanganan secara spesifik seperti pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis.
“Sepuluh desa yang terdampak kasus stunting itu perlu perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Sampang,” katanya, Selasa (25/6/2019).
Pihaknya juga menangani dengan kegiatan pemberian tablet tambah darah, screening ibu hamil, kampanye germas, dan lain – lain.
Dijelaskannya, faktor utama kasus stunting yakni kekurangan gizi kronis sejak janin dalam kandungan sampai masa awal bayi lahir. Kondisi tubuh anak terlihat jauh lebih pendek dari pada anak seusia.
“Sampai saat ini, remaja putri yang terdeteksi menderita anemia (kekurangan darah,red) di wilayah Sampang mencapai sekitar 65 persen. Bagaimana mungkin seorang ibu dapat menghasilkan produk yang baik jika mengalami anemia, sehingga kami berupaya turun tangan untuk mengatasinya,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa demi menjaga perkembangan masa depan masyarakat, pihaknya mengaku akan terus memerhatikan pertumbuhan serta memberikan asupan gizi khususnya kepada remaja putri. Sebab, remaja putri inilah yang perlu dijaga kesehatanya khususnya menangulanggi masalah stunting. (Hyd/Lim)