Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 24 Jun 2019 08:20 WIB ·

Pakar Sebut PPDB Zonasi Ancam Sistem Pendidikan


Pakar Sebut PPDB Zonasi Ancam Sistem Pendidikan Perbesar

Aksi di Dinas Pendidikan Jatim

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Sistem zonasi dalam PPDB 2019 digadang-gadang akan menyamaratakan pendidikan dan menghapus label sekolah favorit. Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi mengatakan, pelabelan atau julukan favorit telah melekat pada beberapa sekolah di Surabaya. 

“Tujuan utama zonasi yaitu untuk memangkas kesenjangan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kalau favorit, tidak favorit itu soal labelling yang diberikan masyarakat pada sebuah sekolah atas sebuah proses yang panjang yang ditunjukkan oleh sebuah sekolah itu. Saya menyebut bukan menghapus favorit atau tidak favorit, tapi menghapus sekolah yang bermutu dan tidak bermutu itu jaraknya dipersempit karena problem kita ini kan disparitas mutu,” kata Martadi, saat aksi di dinas pendidikan Jatim di Surabaya, Senin (24/6/2019).

Martadi menambahkan, julukan favorit tidak serta-merta bisa didapatkan sebuah sekolah. Melainkan diraih dari proses yang lama, melihat dari mutu pendidikannya hingga bagaimana kecerdasan anak didiknya.

Kemudian mengenai upaya pemerintah yang menerapkan sistem zonasi untuk menghapus label sekolah favorit, Martadi mengaku tidak yakin. Pasalnya, sekolah favorit merupakan label yang didapat dari masyarakat.

“Apakah dengan begitu bisa menjamin masyarakat tidak melabeli sekolah favorit dan tidak favorit? Saya tidak yakin. Karena favorit dan tidak favorit itu label dari masyarakat. Tapi setidaknya mutu bisa menjadi lebih merata,” imbuhnya.

Sebelumnya, sekolah favorit identik dengan siswa cerdas yang memiliki nilai tinggi saat PPDB. Namun dalam sistem zonasi, banyak siswa dengan nilai tinggi yang gagal masuk sekolah favorit. Menanggapi hal itu, ia menyebutnya sebagai sebuah dampak atau risiko.

“Tapi resikonya sekolah yang bermutu ini bisa saja kemudian anak turun sedikit. Kemudian agak lebih dipersempit,” lanjutnya.

“Kemudian kalau semua di sekolah tertentu anaknya top-top semua pasti bermutu. Tapi kalau anaknya jelek semua pasti tidak bermutu. Tapi sekarang mulai dikurangi dengan cara anak-anak yang bagus jangan ngumpul di satu sekolah. Tapi juga bisa ngumpul di sekolah yang lain dengan harapan sekolah yang tidak bermutu ini akan terdongkrak untuk naik menjadi bermutu,” kata Martadi. (Mal/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mantan Bupati Probolinggo Kembali Tersandung Kasus, Kali Ini Diduga Menerima Gratifikasi dan Pencucian Uang

2 May 2024 - 18:00 WIB

Beda Keterangan Pj Bupati dan Plt Kepala Disdag Bangkalan, Pedagang Pasar Ancam Demo Besar-besaran

2 May 2024 - 15:04 WIB

Ribuan Calon Mahasiswa Ikuti Seleksi UTBK UTM

30 April 2024 - 20:54 WIB

Pemerintah Sampang Dampingi Pelaku Usaha Kreatif

30 April 2024 - 16:23 WIB

Aneh, Disbudpar Bangkalan Tak Tahu Ada Pengembangan Bangunan Ruko di TRK

30 April 2024 - 11:31 WIB

Mendapat Apresiasi Sebagai Mahasiswa Berprestasi Saat Wisuda, Erlina Bagi 3 Tips Kiat Sukses untuk Mahasiswa

29 April 2024 - 20:21 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA