Menu

Mode Gelap

HUKUM & KRIMINAL · 20 Feb 2019 12:36 WIB ·

Korban Penipuan Rumah Murah Grand Mutiara Abadi Mulai Diperiksa


Korban Penipuan Rumah Murah Grand Mutiara Abadi Mulai Diperiksa Perbesar

Salah satu korban saat menunjukkan dokumen

SIDOARJO, Lingkarjatim.com – Puluhan korban kasus dugaan penipuan investasi hunian rumah di Perumahan Mustika Garden yang berganti nama Grand Mutiara Abadi Milik Developer PT. Alisa Zola Sejahtera mulai diperiksa oleh Satreskrim Polresta Sidoarjo.

“Setelah dilimpahkan dari Polda Ke Polresta Sidoarjo, saat ini korban mulai dilakukan pemeriksaan,” kata Kuasa Hukum korban, Abdul Malik, saat di Mapolresta Sidoarjo, Rabu (20/2/ 2019).

Dugaan kasus ini bermula saat puluhan korban berjumlah 28 orang melapor ke Polda Jatim pada Oktober 2018 lalu. Mereka melaporkan Muhammad Fattah yang mengaku sebagai Direktur Utama PT. Alisa Zola Sejahtera terkait penipuan sejumlah uang investasi hunian rumah yang terletak dikawasan Desa Pepeh, Kecamatan Sedati, Sidoarjo.

“Bervariasi. Mulai dibawah seratus juta hingga diatas seratus atau dua ratus juta yang sudah mereka bayar,” terangnya.

Dari jumlah 28 korban yang ditipu, total kerugian mencapai kisaran Rp.4 miliar. Namun, progres pembangunan yang dijanjikan pada 2017 lalu belum juga terealisasi.

“Saat ini statusnya sudah naik dari penyelidikan menjadi penyidikan,” tegasnya.

Disisi lain, sebagian besar korban penipuan investasi hunian rumah tersebut merupakan pasangan suami istri yang baru menikah. Sehingga angan-angan memiliki rumah setelah menikah menjadi harapan pahit bagi mereka.

“Kami berharap polisi bisa segera mengusut tuntas kasus tersebut. Kasihan mereka (korban) yang sudah mengharapkan memiliki rumah setelah menikah. Tapi nyatanya kena tipu,” tandasnya.

Sementara, salah satu korban, Gani Setio asal Sedati Sidoarjo mengungkapkan, jika dirinya sempat kesal lantaran hunian rumah yang dijanjikan belum ada progres. Ia memilih mendatangi Mapolda Jatim dan melaporkan Muhammad Fattah yang mengaku sebagai Direktur Utama.

“Cicilan mulai 2015. Tapi sampai 2017 belum ada progres. Diuruk pun masih belum dilakukan. Jadi, kondisi tanah masih berupa sawah,” ujar Gani.

Padahal ia sudah melakukan pembayaran baik kepada yang bersangkutan langsung hingga pembayaran melalui ATM atas nama Muhammad Fattah. Total kerugiannya mencapai Rp.90 juta.

“Sudah DP Rp.25 juta dan nyicil sampai dua tahun. Perbulan saya bayar Rp. 2,8 juta. Jadi, total kerugian saya mencapai kurang lebih Rp.90 juta yang sudah dibayarkan,”harapnya. (Mam/Atep/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Upacara Hardikans, Disdik Sampang Mengajak Semua Elemen untuk Mewujudkan Mutu Pendidikan yang Lebih Baik

4 May 2024 - 13:29 WIB

Tarif Harga Dasar Air Tanah di Sampang Naik yang Awalnya 350 Sekarang 3000 Per Kubik, Ternyata Ini Penyebabnya

4 May 2024 - 07:24 WIB

Bermodal Kedekatan dengan Gus Halim Iskandar, Mas Umam Percaya Diri Akan Mendapatkan Rekom Calon Wabup Sidoarjo

3 May 2024 - 22:33 WIB

Mantan Bupati Probolinggo Kembali Tersandung Kasus, Kali Ini Diduga Menerima Gratifikasi dan Pencucian Uang

2 May 2024 - 18:00 WIB

7 Kali Berturut-turut Raih WTP dari BPK, Pj Bupati: Semoga Menjadi Motivasi

2 May 2024 - 17:56 WIB

Beda Keterangan Pj Bupati dan Plt Kepala Disdag Bangkalan, Pedagang Pasar Ancam Demo Besar-besaran

2 May 2024 - 15:04 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA