Menu

Mode Gelap

POLITIK PEMERINTAHAN · 11 May 2017 16:31 WIB ·

NU Dinilai Lamban Sikapi Masalah Kebangsaan, KH. Ma’ruf Amin Angkat Suara


NU Dinilai Lamban Sikapi Masalah Kebangsaan, KH. Ma’ruf Amin Angkat Suara Perbesar

KH. Ma’ruf Amin, Rais Aam PBNU

SURABAYA, LingkarJatim.com- Akhir-akhir ini Indonesia selalu diterpa masalah kebangsaan berupa benturan ideologi dan problem lainnya yang terus bergulir tiada henti ditengah-tengah masyarakat.

NU sebagai ormas terbesar di Indonesia sangat diharapkan berperan aktif dalam membantu NKRI untuk menjaga kestabilan dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Salah satu seorang penanya pada saat acara “Seminar dan Bahtsul Masail Kebangsaan: Manhaj Beragama ala Wali Songo; Perekat Persaudaraan Islam dan Persatuan Nasional serta haul agung Sunan Ampel ke-568” yang diselenggarakan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/05/2017) menilai sikap NU terkesan lambat memberikan respon terhadap masalah kebangsaan akhir-akhir ini.

Bahkan menurutnya ada juga sejumlah fungsionaris NU yang akhirnya bergabung dengan aksi yang dilakukan ormas keagamaan tertentu.

KH. Ma’ruf Amin selaku pemateri langsung merespon pertanyaan tersebut, menurutnya NU harus tetap tenang dan santun dalam menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan.

“NU dehem saja, pemerintah kalang kabut. Kalau NU ikut-ikut teriak dan terbakar, negara bisa kacau”ujar Rais Aam PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) itu

Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua MUI (Majlis Ulama Indonesia) ini, menegaskan pemerintah sampai sekarang tetap menghargai dan menghormati NU. Ia menghimbau kepada para nahdliyin agar tetap istikomah dalam organisasi NU.

“Orang NU tidak usah kemana-mana, tetap saja di NU. NU itu besar”kata mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era SBY

Kata, KH. Ma’ruf Amin, dalam perjalan sejarah Indonesia, Ulama NU selalu memberikan solusi terhadap masalah hukum. NU yang dikenal moderat mampu mempertemukan teks kitab suci dan ijtihad. “Dalam mengambil keputusan hukum, NU tidak semata-mata berpegang pada teks, seperti yang ditunjukkan kaum tekstualis”tuturnya

Meskipun metode ijtihad yang digunakan, kata Dia, Ulama NU tidak serta-merta mengandalkan nalar tapi juga berpegang teguh pada rel (Manhaj) yang dibenarkan.”Karenanya, NU berpegang pada Nash dan juga Ijtihad”tegasnya

Acara yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan juga bekerjasama dengan Takmir Masjid Agung Sunan Ampel ini turut dihadiri KH. As’ad Said Ali, mantan wakil Ketua PBNU. (Sul/Red)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Plt Bupati Sidoarjo Target Job Matching Mampu Menekan angka Pengangguran

16 May 2024 - 17:21 WIB

KPU Bangkalan Lantik 90 Anggota PPK untuk Pilkada 2024

16 May 2024 - 17:18 WIB

DPRD Bangkalan Tetapkan Raperda Fasilitasi Pesantren, Begini Isinya

15 May 2024 - 18:36 WIB

Rahasiakan Hasil Evaluasi, Aktivis Menilai Mutasi Pj Kades Syarat Kepentingan Politik

14 May 2024 - 19:24 WIB

Deklarasi Anti Korupsi, Ini Harapan Plt Bupati Sidoarjo

14 May 2024 - 18:45 WIB

Sejak Lama Ingin Punya Handtraktor, Impian Petani Ini Dibayar Lunas Saat Kunjungan Menteri Pertanian ke Bangkalan 

14 May 2024 - 17:40 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA