Bangkalan, Lingkarjatim.com,- Kepala Puskesmas Tanah Merah melalalui wakilnya Siti Fadilah menyampaikan bahwa dengan diterapkannya Universal Health Coverage (UHC) di Bangkalan sangat berdampak positif terhadap masyarakat.
Karena dengan adanya UHC masyarakat yang ingin berobat cukup menunjukkan KTP maka sudah bisa langsung tercover oleh BPJS kesehatan dan tidak perlu menunggu 15 hari seperti sebelumnya.
“Akhir-akhir ini membludak pasien,” ucapnya saat menghadiri undangan rembuk sehat yang diadakan oleh Dewan Kesehatan Bangkalan, Minggu (18/12/22).
Namun menurutnya masih banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya program UHC tersebut sehingga sering terjadi antrian panjang di loket hanya karena masih rembukan bersama keluarga untuk memutuskan apakah ikut UHC atau umum.
Menurutnya beberapa masyarakat masih khawatir jika ikut UHC pelayanan yang diberikan tidak sebaik dengan pasien umum.
“Pelayanan di loket yang lama dikeluhkan, karena pasien masih rembukan dengan keluarga untuk masuk BPJS atau tidak sehingga antrian panjang,” tuturnya.
Namun menurutnya ada juga masyarakat yang memang tidak berkenan untuk menggunakan program tersebut.
“Ada sebagian yang memang tidak mau dengan program UHC minta umum, sehingga kita berikan form khusus,” lanjutnya.
Ada juga yang dikarenakan panik, serta tidak membawa KTP sehingga pasien langsung meminta untuk masuk umum.
“Tapi setelah kondisi pasien baikan, pas minta pindah untuk menggunakan UHC,” ucapnya serasa menjelaskan jika seperti itu maka pasien harus membayar sejumlah biaya yang dikenakan pada saat masuk sebagai pasien umum dan saat pindah harus menyesuaikan dengan fasilitas kamar kelas tiga sesuai dengan ketentuan yang ada di BPJS.
Untuk bayi yang baru lahir, Siti Fadilah menyebutkan bahwa di puskesmas memberikan fasilitas untuk mengkomunikaiskan dengan Dispendukcapil Bangkalan agar juga bisa menggunakan program UHC tersebut.
Ketua DKR Bangkalan, Muhyi mengatakan bahwa pertemuan rembuk sehat yang diadakan setiap bulan ini sengaja dilakukan di setiap kecamatan untuk lebih dekat dengan para relawan dan fasilitas kesehatan di setiap kecamatan serta stakeholder lainnya agar setiap permasalahan yang ditemukan di lapangan bisa dicarikan solusi dengan baik dan cepat.
“Kita silaturahmi, ketemu tatap muka untuk membahas berbagai permasalahan secara langsung karena walaupun kita sudah intens setiap hari berkoordinasi melalui group namun tidak semua terbiasa membaca dan mampu memahami bahasa tulisan,” ucapnya. (Hasin)