BANGKALAN, Lingkarjatim.com, Memasuki musim penghujan, warga petani Desa Serabi Timur, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi.
Akibat kelangkaan tersebut, sementara pada saat yang sama warga harus mulai bercocok tanam, sejumlah warga mengaku terpaksa membeli pupuk yang ada, walaupun dengan harga yang lebih mahal dari harga normal.
“Saya mengharap ketersediaan pupuk ini, karena sekarang sudah musim bercocok tanam dan pupuk itu sangat di butuhkan, ada yang menjual mahal masyarakat tetap membelinya”, terang seorang warga Desa Serabi Timur yang tak mau disebut namanya.
Sementara itu menurut pengecer resmi, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa, tidak tersedianya pupuk bersubsidi, karena belum belum ada pengiriman dari distributor, sehingga mengakibatkan kelangkaan.
“Kalau ingin langsung dapat pupuknya tidak ada, karena belum di kirim oleh distributornya”, ucap Hor salah seorang pengecer resmi pupuk bersubsidi.
Pihak pengecer juga menambahkan, jika ingin mendapatkan pupuk, warga harus ikut prosedur diantaranya mengumpulkan kartu keluarga dan pesan terlebih dahuu dengan harga seratus ribu per karung.
“Orang yang mau beli harus pesan dulu dan kumpulkan kartu keluarganya untuk di data biar kebagian pupuknya dengan harga seratus ribu”, ungkapnya.
Diketahui bahwa, kelangkaan ini ternyata tidak hanya terjadi di kecamatan Modung. Ali Mahkrus warga Batokaban Kecamatan Konang, juga menyampaikan bahwa di desanya juga mengalami hal serupa. Kelangkaan pupuk juga tengah jadi perbincangan oleh masyarakat Konang.
“Disini juga ketersediaan pupuk bersubsidi masih belum ada, banyak di perbincangkan oleh masyarakat”, pungkas Ali sapaan akrabnya. (Muhidin)