GRESIK, lingkarjatim.com – Buntut rencana Pemerintah menaikkan tarif iuran BPJS Kesehatan mengundang reaksi penolakan dari sejumlah kalangan masyarakat disejumlah daerah.
Aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Gresik ngeluruk kantor DPRD dan Pemkab Gresik. Mereka melakukan tuntutan penolakan terhadap kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Dalam orasinya, Koorlap Aksi menjelaskan bahwa aksi mereka didasari keperihatinan terhadap situasi ekonomi masyarakat yang sudah terbebani dengan kebutuhan-kebutuhan yang lain, kemudian diperparah dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
“Ini kebijakan pemerintah yang konyol. Karena tidak memperhatikan kebutuhan hidupnya masyarakat daerah yang jelas berbeda-beda. Satu daerah/kabupaten bisa saja berbeda kebutuhan hidupnya dengan masyarakat yg ada didaerah lainnya”, Jelas Faisol, Ketua PMII Cabang Gresik.
Lebih lanjut menurut Faisol, kenaikan iuran BPJS dilatar belakangi oleh kebijakan pemerintah yang mengalihkan masalah kesehatan pada sektor perdagangan jasa.
“Sehingga yang terbangun dalam logika pemerintah hanyalah untung dan rugi, padahal masalah kesehatan adalah masalah dasar yang harus dipenuhi dan dijamin oleh pemerintah sebagaimana yg sudah yang sudah diatur dalam undang-undang,” ujar Faisol.
Dalam aksinya, para aktivis PMII Gresik juga membawa alat suntik sebagai simbol bahwa kenaikan tarif iuran BPJS kian membunuh masyarakat. (Ali Syibro)