Mohni menceritakan bahwa pada saat mau melakukan survey kepuasan tersebut, Nonok dan Taufan menyampaikan bahwa survey nya membutuhkan uang sebesar Rp 200 juta rupiah, namun dirinya masih menawar dan akhirnya turun menjadi Rp150 juta.
“Pada waktu itu permintaan untuk survey elektabilitas Rp200 juta, cuma ditawar menjadi Rp150 juta,” Ujarnya.
Dia mengatakan uang sebesar Rp 150 juta itu dimintakan kepada dua orang yang mau mendaftarkan kepala dinas ketahanan pangan dengan jumlah uang sebesar Rp 75 juta per orang.
“Uang itu di ambil dari Mustaqim 75 juta dan Jufri 75 juta, dua orang itu tidak ada protes dimintai uang,” Pungkasnya. (Muhidin/Hasin)