Kepala Desa Lembung Gunong saat orasi di depan kantor dinas pertanian Bangkalan. (Foto: Moh Iksan)
BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Ribuan masyarakat tani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Kemaren Kamis (24/11/22) menggelar aksi demontrasi di depan kantor Dinas Pertanian Tanaman Holtikultura dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Ribuan masyarakat tani tersebut menyuarakan tentang beberapa hal salah satunya tentang kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi di daerahnya.
Ada yang berbeda dari aksi kali ini, jika biasanya yang melakukan aksi adalah para aktivis ataupun mahasiswa, tapi untuk kali ini salah satu Kepala Desa (Kades) aktif Lembung Gunong, Kecamatan Kokop, Bangkalan, Isrok juga terlihat turut serta berada di barisan para peserta aksi.
Bahkan tidak hanya turut serta dalam aksi, Kades aktif Desa Lembung Gunong tersebut juga tampil memukau naik keatas mobil komando memegang mikrofon seraya berorasi menyampaikan aspirasinya.
Aksi heroiknya itupun kemudian mendadak viral dan banyak dibagikan serta tersebar di berbagai media sosial, seperi IG, tiktok, dan status WhatsApp.
Dalam orasinya, Isrok menceritakan bagaimana kesulitan rakyatnya dalam mencari pupuk, baik pupuk bersubsidi maupun pupuk non subsidi.
Dia mengatakan, sebagai kepala desa, dia akan melakukan apa saja untuk mensejahterakan rakyatnya, khususnya dalam hal kebutuhan pupuk kali ini.
“Saya kesini ingin menanyakan apakah kuota pupuk ada atau tidak, kalau ada, berapa kuotanya dan berapa realisasinya?,” Ucapnya dengan menggunakan pengeras suara.
Dia juga menceritakan, dirinya sempat mendatangi seseorang yang dianggap bisa membantunya mencari pupuk. Namun orang itu mengatakan stok pupuk tidak ada.
“Malamnya bilang tidak ada, besoknya langsung ada pengiriman ketika akan ada aksi unjuk rasa terkait pupuk. Itu pupuk dari mana? Jangan-jangan pupuk ini sengaja ditimbun,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian, Puguh Santoso mengatakan untuk kuota pupuk subsidi di Bangkalan sebanyak 15.939 ton untuk jenis pupuk urea dan 5.536 ton pupuk jenis NPK.
Namun Puguh mengatakan, terkait pendistribusian pupuk, pihaknya tidak terlibat, sebab pendistribusiannya langsung dari produsen ke distributor dan ke kios-kios.
“Pendistribusiannya langsung ke distributor, jadi kami tidak ikut-ikut,” katanya.
Terkait adanya penimbunan pupuk, Puguh memastikan tidak ada penimbunan pupuk di Bangkalan.
Dia menjelaskan, minimnya realisasi pupuk di Bangkalan dikarenakan keterlambatan pengiriman dari produsen. Sehingga pendistribusiannya juga terlambat.
“Bukan persoalan ada penimbunan, tapi produsen ini tidak tertib dalam melakukan pengiriman sesuai kesepakatan 200 ton per hari,” katanya. (Moh Iksan/Hasin)