![](https://lingkarjatim.com/wp-content/uploads/2020/10/IMG-20201026-WA0036-1024x768.jpg)
SURABAYA, Lingkarjatim.com- Sebanyak 6.080 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) telah terdaftar di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Timur. Namun dari jumlah itu, hanya ada 456 BUMDes yang berkembang maju.
“Jadi ada 456 BUMDes yang masuk kategori maju. Sementara 2.270 BUMDes kategori berkembang, dan 3.354 sisanya baru pemula,” kata Kepala DPMD Jatim, M. Yasin, di Surabaya, Senin (26/10/2020).
Yasin mengatakan, ribuan BUMDes itu sebagian besar bergerak di sektor keuagan sebanyak 4.000 BUMDes. Sedangkan sekitar 2.000 BUMDes sisanya bergerak di sektor peternakan, perdagangan, dan pariwisata.
Sayangnya, Yasin tidak menjelaskan detail apa kendala BUMDes berkategori maju masih minim di Jatim. Menurutnya, salah satu faktornya adalah karena BUMDes tersebut masih pemula, sehingga minim pengalaman.
Meski demikian, Yasin mengaku pihaknya terus berupaya menggerakkan BUMDes yang ada, agar bisa berkategori maju. Utamanya bagi BUMDes yang terdampak pandemi Covid-19. “Salah satu terobosan yang dilakukan Pemprov adalah memberikan insentif hingga Rp50 juta per BUMDes,” kata Yasin.
Selain itu, lanjut Yasin, Pemprov Jatim juga menghubungkan BUMDes dengan program Lumbung Pangan Jatim, untuk penyaluran sembako dengan harga murah. Keuntungannya, masyarakat bisa berbelanja sembako dengan mudah dan murah lewat BUMDes.
Sementara bagi BUMDes juga bisa membantu memulihkan permodalan, karena mendapat keuntungan dari setiap transaksi. “Kerja sama ini kami lakukan dengan pembagian fee order dengan BUMDes. Sejak Agustus, total sudah Rp619 juta dengan 1.323 transaksi,” kata dia.
Saat ini, lanjut Yasin, pihaknya tengah merancang formula untuk mengembangkan BUMDes yang bergerak di sektor wisata. Apalagi, presentase sektor ini terbilang masih sangat kecil dibandingkan sektor lainnya. “Kita tahu ada banyak potensi desa yang bisa dikembangkan, tapi ini perlu digarap serius untuk maju,” kata Yasin. (Amal Insani)