BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengaku terus berusaha berkontribusi dalam proses pembangunan Pulau Madura. Hal itu ditunjukkan dengan memfokuskan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi UTM, dalam Pengembangan Potensi pulau Madura.
“Bukan rasis atau lokalistik, tidak, semua ini kami tuangkan dalam statuta yang kita usulkan ke menteri, sebagai wujud pengabdian kami kepada publik Madura,” terang Muhamad Syarif saat ditemui lingkarjatim.com, di ruang kerjanya, Selasa (20/10/20).
Lebih lanjut Rektor UTM menjelaskan, bahwa hingga saat ini sudah ada beberapa sektor yang menjadi fokus pengembangan UTM. Beberapa sektor tersebut diantaranya garam, jagung, jamu herbal, migas, dan sektor pariwisata.
” Kita buktikan di LPPM, pusat penelitian yang ada di sana semuanya terkait dengan potensi Madura, Puslit garam, Puslit jagung, Puslit jamu, dan Puslit migas serta pariwisata”, imbuh Rektor UTM.
Adapun menurut Rektor, output dari semua itu dalam waktu dekat akan dipatenkan alat yang dapat merubah garam krosok menjadi garam medis dan industri. Selain itu untuk jagung, pihaknya telah mengkreasi sejumlah jenis bibit unggul yang sesuai dengan kontur lahan pertanian di Madura.
Guna memaksimalkan semua potensi tersebut. Rektor UTM berharap peran pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun kabupaten. Agar sedapat mungkin seluruh potensi yang ada, proses pengolahannya baik dari hulu hingga hilirnya, semua dapat tercover dan tergarap di Madura.
Dengan demikian, diharapkan dampak turunannya dapat dirasakan masyarakat Madura secara luas. Hal ini mengingat, keberadaan Jembatan Suramadu hari ini, yang menghubungkan pulau Madura dengan pulau Jawa secara langsung.
“Kalau dulu, sektor hilir kan di Jawa, dengan alasan proses distribusi yang lambat, karena masih menggunakan penyebrangan. Sekarang dengan adanya Suramadu semua menjadi tidak relevan lagi,” papar Syarif.
Karena itu, pihaknya meminta goodwill pemerintah dalam menyikapi ini. Sehingga Madura sebagai satu Cluster pembangunan di Jatim, dapat berproses secara terintegrasi. (Muhidin)