BANGKALAN, LingkarJatim.com – “Aghulek Dhudhul” (membuat dodol) merupakan budaya Madura yang masih dipertahan oleh masyarakat pulau garam hingga saat ini. Dodol, atau yg biasa disebut dhudhul oleh masyarakat Madura, adalah jajanan yang biasa di sajikan di setiap acara-acara besar, seperti acara nikahan, lebaran dan lainnya.
Pembuatan Dhudhul menjadi sebuah budaya atau tradisi dari sesepuh (Bengatuah) yang terus diperhatikan, kendati prosesnya tidak mudah.
Yang menarik dari proses aghulek dhudhul tersebut adalah Gotong royong, yang ternyata juga secara tidak langsung mempererat tali silaturahmi atau istilah orang madura ” sataretanan”.
Di Desa Srabi Timur, Dusun Nyantrend, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan. Proses Aghulek Dhudhul tersebut hampir melibatkan warga satu dusun setiap acara besar digelar warga.
Arifin, salah satu warga yang menjadi tuan rumah acara dimana terdapat prosesi Aghulek Dhudhul tersebut, menyampaikan bahwa, budaya atau tradisi pembuatan dodol ini hampir dilupakan oleh kaum muda saat ini. Bahkan jajanan tersebut selain pembuatannya yang susah, peminat makanan itu kini mulai banyak berkurang.
“Jaman sekarang sudah hampir jarang buat dodol untuk acara-acara besar, apalagi di dunia yang sudah serba instan ini”, ucap Arifin.
“Tapi semoga di Madura ini acara “Aghulek Dhudhul” selalu di lestarikan, dan juga semoga adanya acara tersebut, terus mampu merekatkan tali silaturahmi dan tali sataretanan, antar warga, tetangga, dan orang-orang sekitar, iya meski jamannya yang sudah modern, walaupun jajanan ini hampir sudah tidak ada peminatnya, setidaknya terus bisa di lestarikan sampai seterusnya” tegasnya. (Lut).