Ekonomi orang tua bukan alasan untuk menyerah pada keadaan. Dengan berusaha maksimal, mewujudkan cita-cita pendidikan juga bukan hal mustahil.
BANGKALAN, Lingkarjatim.com-Mengenyam pendidikan tinggi pastinya adalah hak anak apapun latar belakang keluarga mereka. Termasuk Mohammad Halim, remeja 21 tahun, yang sehari-harinya harus bekerja agar bisa membayar uang kuliahnya.
Anak kelima dari lima saudara ini, saat ini sedang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Bangkalan. Halim sama sekali tidak minta uang kepada orang tuanya untuk membiayai kuliahnya. Hida paham ibunya hanya bekerja sebagai petani. Apalagi setelah ayah Halim sudah meninggal dunia sejak dia masih SMP.
“Saya dari dulu tidak pernah minta uang kepada orang tua. Saya usaha sendiri dari bekerja di tempat percetakan yang ada di Arosbaya. Penghasilan saya itu saya tabung buat bayar biaya kuliah,” cerita Halim pada Lingkarjatim.com, Selasa (3/7/2018).
Halim bekerja di percetakan setelah dia pulang dari kuliah. Pukul 09.00 WIB dia baru pulang dari kerja.
“Kalau masuk kerja biasa setelah pulang kuliah saya langsung masuk kerja. Pulang sampai malam. Tapi saya tidak masalah yang penting saya bisa membiayai kuliah saya tanpa membebani orang tua saya,” ujar Halim.
Meskipun waktunya lebih banyak dia gunakan untuk bekerja, Halim tidak pernah lupa untuk belajar.
Halim saat ini tinggal bertiga bersama satu dari empat saudaranya dan Ibunya. Sementara tiga saudara Halim yang lainnya merantau kepulau garam untuk mengais rejeki.
Konon, setalah Halim lulus dari SMA, niat yang bulat untuk masuk kuliah sudah terbesit. Meskipun dia paham akan ekonomi keluarganya.
“Sebelum saya mendaftar kuliah, saya pamit pada ibu, alhamdulillah ibu saya merestui. Tapi beliau berkata kepada saya kalau beliau tidak bisa membantu dari segi finansial, hanya bisa membantu dengan do’a,” ungkap Halim.
Namun bagi Halim, do’a dan restu dari ibunya melebihi dari bantuan finansial dalam mewujudkan cita-citanya menjadi orang yang berilmu.
“Restu dan do’a ibu adalah harta paling berharga bagi saya dalam melangkah dan berjuang menempuh pendidikan sampai tuntas,” paparnya.
Saat ini Halim masih Semester 4. Tahun depan dia akan menginjak ke smester 5. Tekad yang kuat dari Halim patut di tiru bagi para pemuda dan pemudi. Meskipun ekonomi keluarga kurang berkecukupan, kita semua tidak boleh putus dalam menempuh pendidikan. (Atep/Lim)