SURABAYA, Lingkarjatim.com – Demi mencegah paham radikal berkembang dikalangan mahasiswa baru, UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melakukan identifikasi sejak dini pada 4.467 mahasiswa baru yang mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).
“Jadi riset penuh melalui google form mereka mahasiswa baru mengisi. Mungkin ada yang disiapkan lewat tulis intinya mengetahui orientasi sistem keagamaan mereka,” ujar Kholis Koordinator Seksi Acara di Depan Gedung Twin Towers UINSA Surabaya, Rabu (14/08/2019).
Instruksi untuk pengisian google form tersebut akan dilakukan hari ini dengan beberapa pertanyaan. Diantara pertanyaannya seperti “Apa pandangan anda tentang terorisme”, “Apakah anda lebih nyaman berhubungan dengan orang seperti ini”.
Langkah selanjutnya setelah mendapat data hasil dari pengisian kuisioner google form itu akan dikoordinasikan dengan Rektor UINSA Surabaya Masdar Hilmydan dibawa ke Tim Manajemen leaders untuk menentukan keputusan.
“Dari itu secara akurat bisa mengetahui orientasi kemana. Dengan mendeteksi pemikiran dan kecintaaan mereka, tendensi namanya. Kemudian hasil itu nunggu Pak Rektor dan dibawa ketim manajemen leaders bahwa ada sistem anak (mahasiswa baru) yang berorientasi pikiran bertindak kesana misalnya. Dan kita belum memutuskan,” ujarnya.
Sementara Itu Wakil Rektor 1, Wahidah Siregar mengatakan UINSA ingin tetap menjaga Islam Moderat di Indonesia dengan cara menangkal masuknya paham islam radikal di kampus tersebut. Apalagi menurutnya Islam bisa dijadikan pondasi yang kuat bagi pemikiran mahasiswa untuk mengembangkan diri.
“Pancasila harus diajarkan karena terintegrasi dengan pemikiran Islam disana,” tutupnya. (Sul/Lim)