PAMEKASAN, Lingkarjatim.com – Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman konsumsi yang populer bagi masyarakat Madura. Umumnya, mereka mengolah daun kelor menjadi sayur. Konsumsi kelor semakin meningkat seiring dengan permintaan kelor untuk produk kesehatan menyusul sejumlah hasil riset yang membuktikan komposisi gizi yang melimpah pada kelor serta khasiat mengonsumsinya. Dari sisi gizi, daun kelor adalah sumber vitamin seperti vitamin A dan C serta mineral antara lain kalsium dan kalium. Nilai kalori rendah pada daun kelor membuatnya cocok digunakan untuk diet antiobesitas. Inovasi pengolahan kelor pun mulai bermunculan.
Merespon tantangan ini, Prodi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Universitas Trunojoyo Madura menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Rabu 1 Desember 2021. Kegiatan pengabdian ini merupakan hasil dari proses Pendidikan dan Penelitian di Kampus UTM. Kegiatan ini berkolaborasi dengan tim KKN tematik kelompok 37, Universitas Trunojoyo Madura. Tema kegiatan adalah Peningkatan Nilai Tambah Kelor dengan Deversifikasi Produk Turunan Kelor. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mendatangkan para akademisi dari program studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura diantaranya Askur Rahman, S.TP., M.P., dan Mojiono, S.TP., M.Si.
Bertempat di Balai Desa Larangan Dalam, kegiatan berlangsung dalam 4 tahap, diikuti oleh 30 peserta. Tahap pertama adalah penyampaian tujuan abdimas, yang dilanjutkan dengan presentasi mengenai peluang usaha dan teknologi pengeringan daun kelor. Sesi berikutnya adalah penjelasan pembuatan produk, yaitu kelor celup, stik, dan kukis. Terakhir, acara ditutup dengan sesi diskusi bersama peserta.
Salah satu narasumber, Askur Rahman, menuturkan bahwa kegiatan ini adalah bagian implementasi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, misi kegiatan ini adalah menyampaikan perkembangan teknologi pengolahan kelor, serta manfaat kesehatan mengonsumsi kelor. Kegiatan ini mendapatkan respon positif peserta pengabdian, salah satu peserta Fathorrahman, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi tambahan wawasan bagi warga setempat, terutama seputar pemanfaatan kelor untuk bahan produk pangan.
Pengembangan produk kelor di masa mendatang sangat prospektif. Apalagi, budidaya tanaman kelor mudah dilakukan. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat. (*)