Menu

Mode Gelap

GAYA HIDUP · 13 Apr 2022 07:09 WIB ·

Spesial Ramadhan, Bagaimana Seharusnya Menyikapi Kegagalan ?


Spesial Ramadhan, Bagaimana Seharusnya Menyikapi Kegagalan ? Perbesar

Sidoarjo, Lingkarjatim.com,- Kali ini, KH Agus Ali Mashuri, memulai ceramahnya dengan memulai dari firman Allah surat Yusuf ayat 21, yang artinya :

“Dan Allah berkuasa atas segala urusannya, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”

Menurutnya Seorang mukmin harus berkeyakinan bahwa alam semesta ini tidak pernah lepas dari pengawasan dan pengaturan Allah, jika ini sudah tertanam dalam hati akan melahirkan ketenangan yang luar biasa, Ia meyakini sepenuhnya bahwa semua peristiwa yang akan sedang dan telah terjadi merujuk kepda kehendak Allah yang maha agung.

“Gak onok susah, tidak ada rumus pesimis tidak ada rumus kecil hati,” ucapnya memotivasi hadirin yang hadir mendengarkan ceramahnya, Rabu (06/04/22).

“Siapa tau kalian nanti bisa jadi presiden, jadi gubernur gantiin khofifah, jadi camat, siapa tau, itu yg menentukan adalah ketentuan Allah,” lanjutnya.

Menurutnya, Surat Yusuf ayat 21 ini, menegaskan bahwa kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada satu daun dari pohon kering yang jatuh di tengah hutan belantara yang lepas dari pengawasan Allah, tidak ada suara hati yg tidak diketahui Allah.

“Maka kalian semua hendaknya berserah diri dan menyerahkan semua urusan kepada Allah… Ikhtiar pasrah, usaha berdoa..,” ucap Gus Ali menasehati.

Menurut Gus Ali, Manusia punya kehendak, Alllah punya kehendak, tapi yang terjadi dan yang menang adalah kehendaknya Allah.

“Ada sebuah desa pemilihan kepala desa, calonnya lima, mellekan sama, kelilingnya ya sama, apakah lima calon ini jadi semua,” tanya Gus Ali menegaskan bahwa siapapun boleh berusaha dan berkehendak, tapi yang teejadi tetaplah kehendak Allah.

Menurutnya tugas manusia adalah bekerja dan menjalani kewajiban secara baik kepada Allah maupun kepada sesama.

Berserah diri sepenuhnya kepada Allah, dan ikhlas menerima kehendakNYA, yang menentukan semua hasil.

“Kalian kan tau Gusdur, Gusdur itu matanya buta tidak bisa melihat, tapi dari sekian juta penduduk indonesia ternyata yang jadi presiden gusdur, Amin Rais yang profesor, orasinya luar biasa… Koyok-koyoke Amin Rais seng ngungkup Indonesia, klutik, yg jadi presiden gusdur,” ucap Gus Ali memberikan sebuah sejarah sebagai kisah bahwa Allahlah yang punya kuasa atas segalanya, manusia hanya sebatas bisa memaksimalkan usaha.

Gus Ali kembali mengulang bahwa Manusia punya kehendak, Alllah punya kehendak, tapi yang terjadi adalah kehendak Allah

“Ini ngaji tauhid…… Kalian harus optimis, tugas kalian sebagai pelajar, sebagi santri adalah belajar dengan baik, soal hasil adalah Allah,” tegasnya.

Namun begitu kata Gus Ali, Allah bila memberi sangat melihat persiapan hambanya.

“Jadi kalian klo sekolah belajarnya harus sungguh, nanti klo ujian anda akan menuai hasil, tidak boleh tidak mau belajar, lalu bilang takdir, Paham apa gak? Tidak boleh Jadi santri cengeng, Allah klo memberi itu dilihat persiapan hambanya…, Ingin dapat golden tiket dari Unair Jurusan Kedokteran, tapi gak punya skill hafalanya hanya An Nas, Kalau kalian mau golden tiket dari fakultas kedokteran kalian harus hafal 30 juz,” ucap Gus Ali serius.

“Uenaakkk itu dapat …. Jangan lihat hasilnya tapi lihat prosesnya, sesorang yang hafal Alqur’an dengan baik 30 juz prosesnya melalui perjuangan yang panjang, tidurnya di kurangi, morojaahnya jalan, mderes setiap hari… Memang orang2 kita itu banyak yang tidak mau mengikuti proses.. yg dilihat hanya hasil, Gudang garam jadi pabrik besar gitu itu jagan dilihat sekarang, prosesnya panjang, jatuh bangun cinanya itu, bangkrut jatuh, bangkrut jatuh, bangkit menjadi go publik sekarang menjadi perusahaan rokok terbesar di indonesia,” lanjut Gus Ali menceritakan kisah kerja keras jatuh bangun sebuah pabrik rokok ternama di Indonesia.

Gus Ali lalu membacakan sebuah hadis dari Jabir bin Abdullah ra berkata bahwa nabi Muhammad SAW bersabda, Seorang hamba tidak dikatakan mukmin sehingga mengimani takdir baik dan buruk, dan hingga meyakini bahwa apa yang ditakdirkan akan menimpa, pasti tidak akan luput dari nya, dan apa yang ditakdirkan luput pasti tidak akan menimpanya, Rowahu tirmidzi.

Menurutnya hadis ini mengandung pelajaran, keyakinan seperti ini dapat memberi jiwa kedamaian, mengurangi beban pikiran yang berat.

Gus Ali juga membaca sebuah hadis lain dari Saad bin Abi Waqos ra berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda Termasuk ke bagian manusia adalah ikhlas pada apa yang Allah sudah tentukan baginya, Termasuk kesengsaraanya adalah ketika tidak mau meminta petunjuk kepada Allah dan membenci apa yang sudah allah tentukan baginya, Rowahu tirmidzi.

Menurut Gus Ali, Hadis ini mengandung pelajaran, jika kita sudah mengerahkan usaha dan kekuatan secara maksimal, maka sandarkan semua kepada sang maha pengatur, kita tidak perlu lagi cemas apalagi  was-was karena pasrah dan tawakkal dimulai dari hal yang berat dan diluar jangkauan.

Jadi takdir allah tidak bisa dijadikan alasan bagi kita sehingga kita hanya bisa berdiam diri tanpa usaha dan bekerja

“Tidak boleh, duwe bojo, duwe anak, gak nyambut gawe, tapi morat marit ekonominya, ditakdir pak, jangan berlindung di takdir padahal dirinya malas, bekerja, berusaha, berdoa dan berkeyakinan, pasti balasan Allah lebih sempurna dan lebih baik,” ucapnya.

“Kalau kalian ini benar2 menjadi mukmin dan muslim sejati harus berani tampil memadukan usaha dan tawakal, jadi tawakal itu dikatakan tawakal apabila diawali dengan usaha,” pungkasnya mengakhiri ceramahnya. (Hasin)







atau yang populer dengan panggilan Gus Ali, Pengasuh Pondok pesantren Bumi Solawat Sidoarjo mengatakan bahwa sudah menjadi sifat manusia kalau dalam keadaan susah ngajak untuk bersama-sama, tapi jika dalam keadaan bahagia tidak mau berbagi dan dinikmati sendiri.

Padahal menurut Gus Ali penting kiranya untuk mengimani dan meyakini bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih banyak dari pada apa yang ada di tangan kita sendiri.

Jika kita ingin hidup bahagia, kita harus berusaha membuat orang lain bahagia. Karena kebahagiaan kita bergantung pada kebahagiaan orang lain.

Barang siapa yang bisa menyenangkan orang lain maka insaAllah hidupnya senantiasa menemukan kesuksesan dan keberkahan.

“Orang yang paling bersukur adalah orang yang mau dan mampu berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan kepada orang lain,” ucapnya, Rabu (06/04/22).

Gus Ali juga mengutip pesan suci baginda nabi SAW yang artinya bahwasanya manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain, amal yang paling dicintai oleh Allah adalah memasukkan rasa bahagia kedalam hati orang muslim, atau melepas kesulitan, atau membayar hutangnya, atau mengenyangkan yang lapar.

Menurutnya hadis diatas mengandung pelajaran betapa pentingnya melakukan hal-hal yang bisa mendekatkan diri kepada Alllah dengan memasukkan kebagaian di hati orang muslim lainnya.

Selain itu Gus Ali juga mengutip kalimat dari seorang wali besar di zamannya, Ibnu Athoillah As Sakandari berkata, janganlah kamu bermaksiat karena bisa menjadi sebab macetnya rezeki, bertobatlah kepada Allah dan memintalah pertolongan kepadanya dengan membaca Robbana dzolamna amfusana waillam tarfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin.

“Apa yang dikatakan ibnu athoillah ini menarik dan perlu kita pahami secara seksama  bahwa bermaksiat bisa menghalangi datangnya rezeki,” ucap Gus Ali serius.

Tidak hanya itu, Kiai yang terkenal humoris itu juga memyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya tidak menambah usia kecuali amal kebaikan, tidak menangkal takdir kecuali doa, seorang terhalang dari rezeki lantaran dosa yang di lakukannnya.

Yang dimaksud rezeki pada hadist diatas menurutnya meliputi segala jenis rezeki, termasuk harta, keberkahan, keselamatan, pengetauan dan juga kebijaksanaan.

Seperti halnya pada saat Imam Safi’i mengadu kepada gurunya karena hafalannya yang sering hilang.

“Aku memgadu kepada guru, buruknya hafalanku, maka ia mengajarkanku untuk meninggalkan maksiat, karena ilmu itu cahaya, sedang cahaya Allah tidak diberi kepada ahli maksiat,” ucap Gus Ali menirukan kalimat Imam Safi’i saat mengadu kepada gurunya. (Hasin)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Suaminya Dibunuh di Depan Anaknya, Istri Korban Menangis Didepan Hakim

25 September 2024 - 11:23 WIB

Bapenda Bangkalan Belanjakan Hampir Seratus Juta Rupiah untuk Beli Pita Printer 

25 September 2024 - 11:09 WIB

Deklarasi Kampanye Damai KPU, Pj Bupati Bangkalan Sayangkan Tempat Duduk Masing-masing Paslon

25 September 2024 - 07:40 WIB

Gelar Deklarasi Kampanye Damai, KPU Bangkalan Ajak Masyarakat Hindari Berita Hoax dan Jangan Mudah Terprovokasi

25 September 2024 - 06:56 WIB

Horeee, PNS Boleh Menghadiri Kampanye Paslon Bupati dan wakil Bupati Bangkalan

24 September 2024 - 22:19 WIB

Pilkada Bangkalan Masuk Tahap Krusial, Bawaslu: Kemaren Sembunyi-sembunyi Sekarang Silahkan Dimanfaatkan

24 September 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA