SURABAYA, Lingkarjatim.com – Ratusan orang dari berbagai agama Islam, Kristiani, Hindu, Budha, bergerombol di tengah jalan di Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/9/2017). Mereka menggelar aksi peduli Muslim Rohinya dengan membawa poster-poster keprihatinan atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.
“Pray for Rohingya,” demikian bunyi poster yang dibentangkan bocah berseragam SD. “You never walk alone,” tulisan mengharukan di poster lain yang ditujukan kepada warga Muslim Rohingya. “Dari Andelas untuk Rohingya.”
Puluhan bocah dari berbagai sekolah di Surabaya itu berbaur dengan ratusan pria dan wanita dewasa yang menggelar aksi solidaritas. Selain pelajar, mereka yang beraksi ialah dari aktivis Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Budha, Kristen, Katolik, Hindu, Konghuchu, organisasi profesi, KNPI Surabaya, dan lainnya.
Panggung orasi didirikan di trotoar tepat depan patung Gubernur Suryo. Bergantian, perwakilan elemen aksi menyampaikan rasa prihatin mereka atas operasi militer berdarah yang terjadi di Rakhine, Myanmar, dan memakan korban sipil etnis Rohingya.
Selain berorasi, kotak-kotak donasi untuk Rohingya juga dijalankan oleh peserta aksi, termasuk pelajar-pelajar yang ikut aksi. Pengendara diketuk hatinya agar menyisihkan rejekinya untuk warga korban krisis kemanusiaan di sana.
Mereka mengutuk operasi militer yang menyasar orang-orang tidak bersalah di Rakhine. Menurut orator aksi, agama jadi selubung dalam kejadian itu. “Agama tidak mengajarkan penindasan. Semua agama mengajarkan kebaikan. Apa yang terjadi di Myanmar itu jelas penindasan terhadap umat manusia.” kata Roy Sidharta, perwakilan Budha.
Kemarin, aksi keprihatinan juga digelar oleh Gerakan Pemuda Ansor se Jawa Timur di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim. Ansor dan Banser melakukan salat ghaib untuk korban meninggal di Rakhine. Ansor meminta agar apa yang terjadi di Myanmar disikapi bijak oleh Muslim dan seluruh warga dunia, termasuk di Indonesia. (Mal/Lim)