GRESIK, lingkarjatim.com -Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur menolak wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) eks anggota Islamic State Iraq and Syiria (ISIS).
Ketua Bidang Keagamaan PKC PMII Jawa Timur Beny Yusman mengatakan WNI eks anggota ISIS sebelum pergi ke Suriah sudah menyatakan diri lepas dari Indonesia dengan bentuk pembakaran paspor.
“Tentunya mereka yang sudah mendeklarasikan diri bukan lagi sebagai warga bangsa Indonesia, bukan lagi tanggung jawab pemerintah Indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 kan demikian.” katanya kepada redaksi Jurnalis Lingkarjatim.com Sabtu (8/2) di Surabaya.
Menurut Informasi yang dimiliki Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT), kurang lebih 600 eks anggota ISIS yang bertempat di Camp Al Roj, Al Hol, dan Ainisia.
Beny menambahkan, dirinya mendukung pemerintah untuk tidak memulangkan eks anggota ISIS. Lebih banyak efek mudaratdaripada maslahatnya. Ia khawatir, setibanya di tanah air eks anggota ISIS akan melakukan doktrinisasi kepada lingkungan sekitar.
“Kondisi di dalam negeri sudah marak sekali perilaku intoleran-radikal, gerakan mentoghutkan pemerintah. Jika ditambah dengan pemulangan mantan ISIS, ini hanya akan menambah kuat arus gerakan mereka. Bisa saja mereka yang akan dipulangkan tersebut nanti mempengaruhi masyarakat.” ujarnya.
Beny menegaskan PMII selalu berupaya agar gerakan intoleran-radikal di kampus-kampus tidak tumbuh. Maka usaha-usaha ini jangan sampai jadi sia-sia jika pemerintah kebijakannya malah kontra terhadap upaya melawan radikalisme.
Harusnya salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk melawan gerakan ekstremisme dengan tidak memulangkan eks anggota ISIS ke Indonesia.
“Jangan sampai Indonesia di Suriahkan. Dar’ul Mafasid Muqaddamun ‘Ala Jalbil Masholih. Artinya, Menhindarkan mafsadat lebih diutamakan dari mengharap kebaikan.” pungkasnya. (M Khudhaifi)