SURABAYA, Lingkarjatim.com – Ketua umum PKC PMII Jawa Timur, Zainuddin mengharapkan agar kedepan Jawa Timur Harus dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai jiwa Nasionalis, Religius, dan tentunya sudah berpengalaman pada birokrasi pemerintahan.
Ia beralasan Jawa Timur adalah daerah yang mayoritas warganya berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah dan juga banyak terdapat pondok pesantren besar. Menurutnya Nasionalis merupakan bentuk cinta tanah air dan bangsa.
“Untuk memajukan jawa timur tentu harus dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai jiwa Nasionalis, Religius, dan berpengalaman dalam tataran birokrasi,” Ujarnya, Jumat (18/08/2017).
Ia mengaku sampai saat ini PKC PMII Jatim masih belum mengeluarkan sikap untuk mendukung salah satu diantara kandidat figur yang sudah muncul ke permukaan.
“Untuk persoalan pilgub kami masih belum mengeluarkan sikap untuk mendukung siapa, namun kami mengharapkan agar kedepan Jawa Timur mampu dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai Jiwa Nasionalis, Religius dan tentunya Birokrat yang benar-benar berpengalaman,” Imbuhnya.
Menurutnya, PMII adalah organisasi yang independen, tidak ada instruksi dari Partai Politik manapun. Namun dirinya tidak mempermasalahkan jika banyak senior-seniornya yang berproses di partai politik.
“PMII adalah organisasi kemahasiswaan, bukan organisasi Politik. PMII Tidak dekat terhadap satu partai politik, tapi benar jika banyak Senior-Senior PMII yang berproses di Partai Politik, bukan hanya satu partai,” Papar pria yang sering dipanggil Cak Jay ini.
Sementara Suko Widodo pengamat Politik dari Universitas Airlangga Surabaya menyampaikan hal senada, Dalam konstelasi pilgub Jatim tidak seharusnya kita hanya sekedar memilih pemimpin namun juga harus mempertimbangkan latar belakang dan pengalamannya, tentu ini semua dilakukan untuk membawa Jatim kedepan lebih baik.
“Yang penting bisa mengayomi, membawa Jatim Lebih baik dan bisa menjaga harmonisasi hubungan dengan berbagai pihak, Jatim ini kompleks, suku, ras, budaya dan agama bermacam-macam, maka dari itu perlu pemimpin yang mampu menjaga harmonisasi ini dengan baik, tentu dengan pemimpin yang mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, jiwa Religius yang Baik, dan mempunyai pengalaman dalam birokrasi itu lebih baik,” Imbuhnya. (Sul/Lim)