Pilkada Sumenep: PDIP Incar Kader NU Dampingi Fauzi

Bacabup Sumenep, Achmad Fauzi

SUMENEP, Lingkarjatim.com — Achmad Fauzi, wakil Bupati Sumenep saat ini, merupakan salah satu tokoh yang mendaftar bakal calon Bupati Sumenep lewat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan selain Deki Purwanto. Fauzi merupakan ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep saat ini.

Ia secara resmi mengembalikan formulir ke Kantor DPC PDI Perjuangan Sumenep, Rabu 11 September 2019 lalu. Dengan didampingi istrinya, Nia Kurnia, ia mengatakan komitmen ikut kontestasi pesta demokrasi 2020 demi mengabdikan diri pada masyarakat Sumenep.

Selain mengabdi pada masyarakat, dia juga berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan di kabupaten ujung timur Pulau Madura. “Komitmen saya tiada lain untuk mengabdikan diri kepada masyarakat,” katanya dikutip dari koranmadura.com.

Jika DPP PDI Perjuangan memberikan rekomendasi pada Achmad Fauzi, siapakah sosok wakil bupati yang akan mendampinginya?. Sebelum itu, saat ini, PDI Perjuangan memiliki lima wakil di DPRD Sumenep, artinya masih butuh lima kursi lagi sebagai syarat mutlak bagi partai untuk mengusung calon.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sumenep, Abrari mengatakan, partai besutan Megawati Soekarno Putri saat ini sedang melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai untuk membentuk lingkaran koalisi. Selain membentuk komitmen bersama, koalisi itu juga demi memenuhi syarat 20 persen keterwakilan di kursi legislatif.

Menariknya, partai pemenang pemilu 2019 secara nasional itu tidak lagi melakukan komunikasi politik dengan PKB, yang diketahui, Bupati Sumenep Periode A Busyro Karim-Achmad Fauzi merupakan sosok yang diusung PDI Perjuangan dengan partai besutan Muhaimin Iskandar.

Saat ini, PKB adalah satu-satunya partai, dari tujuh partai lolos ke parlemen di Sumenep yang memenuhi kuota 20 persen dengan 10 wakilnya. Sehingga PKB dianggap sudah tidak membutuhkan koalisi untuk mengusung calon sendiri. Itulah alasan politik yang diungkapkan Abrari.

Lalu, dengan partai apa PDI Perjuangan akan membentuk lingkaran koalisi?, ia enggan menyebut secara pasti identitas partai itu. Yang pasti, PDI Perjuangan melakukan lobi-lobi politik dengan partai yang memiliki kuota wakil di parlemen dibawah 20 persen.

“Begitu juga partai-partai lain yang tidak cukup kuotanya melakukan komunikasi politik dengan kami. Siapa mereka, saya kira belum waktunya untuk dibuka,” kata Abrari.

“Yang jelas sudah ada partai politik yang sejauh ini berkomitmen, setidak-tidaknya untuk bergabung yang kemudian PDI Perjuangan bersama sekutu politik itu memenuhi persyaratan untuk maju,” sambungnya.

Jika kuota 20 persen itu sudah terpenuhi, dengan siapakah Fauzi akan bergandengan?, Abrari yakin, DPP PDI Perjuangan akan mengutamakan kader NU untuk mendampingi Fauzi. Alasan sederhananya, mayoritas masyarakat Sumenep adalah warga nahdliyyin.

Jika lepas dari salah satu ormas terbesar di Indonesia itu, menurut Abrari akan sulit untuk memenangkan kompetisi dan membawa kemajuan bagi kabupaten berlambang kuda terbang.

“Saya berkeyakinan, pada akhirnya dewan pimpinan pusat partai yang ada di Jakarta akan memilih kader NU untuk mendampingi Pak Fauzi. Karena agak susah kalau lepas dari NU. Karena mayoritas masyarakat Sumenep ini adalah masyarakat NU, maka harus ada representasi dari NU untuk ditempatkan sebagai kepala daerah,” tegasnya. (Abdus Salam).

Leave a Comment