SURABAYA, Lingkarjatim.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur membangun Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura. Nantinya, bagi masyarakat yang ingin masuk pondok tersebut tidak dipungut biaya alias gratis.
“Ponpes gratis di Sumenep ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Madura rendah,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dindik Jatim, Hudiyono, di Surabaya, Jumat (26/7/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, IPM Jatim berada di urutan ke-15 dari 34 provinsi Indonesia. Untuk di Jatim, IPM paling rendah terdapat di Madura.
Pada 2017, IPM Sumenep 64,28, Pamekasan 64,93, Sampang 59,90, dan Bangkalan 62,30. Di Jatim, hanya Kota Surabaya, Kota Madiun, dan Kota Malang yang angka IPM-nya di atas 80. “Rendahnya IPM itu kemudian mendorong kami untuk terus berusaha meningkatkannya. Makanya kami ingin keberadaan Ponpes gratis itu nanti, bisa meningkatkan IPM di Madura,” katanya.
Selain ilmu pengetahuan umum, para santri di pondok itu juga akan dibekali dengan pendidikan agama, dan ketrampilan. Pasalnya, santri juga akan bersekolah umum seperti di SMK Nasrul Ulum. “Ketika santri sudah lulus, selain punya bekal ilmu agama dan pengetahuan umum, juga memiliki keahlian, keterampilan,” ujarnya.
Hudiyono mengatakan, saat ini pondok tersebut masih dalam proses pembangunan. Seluruh pembiayaan pembangunannya bersumber dari APBD Provinsi Jatim, yakni Rp3 miliar.
“Kami juga sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar pertahun untuk biaya operasionalisasi Ponpes tersebut. Kami target tahun depan mulai beroperasi,” katanya.
Untuk sementara, santri yang bisa ditampung di Ponpes itu sebanyak 100 orang. Santri yang bisa diterima di Ponpes gratis ini diutamakan dari Sumenep, dengan syarat harus berasal dari keluarga tidak mampu.
“Kalaupun ada siswa tidak mampu yang berasal dari luar Sumenep, tetap akan diterima. Sementara untuk tenaga pendidik yang akan menjadi pengajar di Ponpes tersebut sudah disiapkan,” kata Hudiyono. (Mal/Lim)