GRESIK, Lingkarjatim.com – Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Gresik dan Pengurus Cabang Ansor Gresik merespon tindakan persekusi yang dilakukan oleh oknum yang tidak dikenal terhadap dua anggota Banser di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (10/12) lalu.
Wakil Sekretaris PCNU Gresik, Ahmad Syifaul Qulub (Gus Afuk) saat melihat video yang berdurasi sekitar satu menit tersebut menyatakan tindakan persekusi kepada dua anggota Banser adalah sikap arogansi pemerkusi, sampai menyebut dengan sebutan binatang.
Menurutnya, terkait sikap kedua banser itu menunjukkan karasteristik ajaran islam sesungguhnya. Dimana Ulama NU selama ini mengajarkan lemah lembut kepada siapa pun seperti yang dicontohkan Rosulullah. Meski pun dalam kondisi terdholimi.
“Perilaku dan akhlak yang baik adalah anjuran nabi yang selalu ditekankan pada umatnya. Bahkan berbuat baik pada orang yang telah melakukan hal buruk sekalipun,” jelas Gus Afuk. Pada Kamis (12/12).
“Hal ini jelas sudah dicontohkan nabi Muhammad SAW di zamannya. Ketika ada seorang pemuda selalu melempari kotoran ketika rosulullah lewat. Namun sikap Nabi tidak pernah membalas dengan keburukan. Justru sebaliknya Nabi menjenguk saat mengetahui sang pemuda diberitakan sedang sakit,” sambungnya.
Gus Afuk juga menyayangkan kata takbir yang diteriakkan si persekusi yang menurutnya mendistorsikan bahkan sudah jelas menistakan kalimah tauhid tersebut. karena tidak mungkin kata sakral itu kemudian digunakan untuk melakukan kedholiman.
“Wujud akhlak pada sikap bukan hanya pada ucapan. kalimah tauhid pun ketika digunakan untuk merusak, justru sangat menistakan kesucian kalima tauhid. Contoh ngebom dengan meneriakkan takbir. kan ya lucu!?,” beber Gus Afuk.
Selain itu, Agus Junaidi Ketua PC Ansor Gresik, mengimbau kepada semua pasukan banser dan juga anggota ansor untuk bersabar dalam menghadapi fitnah yg hari-hari ini gencar ditujukan kepada NU dan Ansor.
“jangan pernah bertindak diluar jalur konstitusi, tetap satu komando, rapatkan barisan istiqomah mengawal kiai,” ujar Agus junaidi.
“Asal tidak berkaitan dengan prinsip. Misalnya tindakan ingin mengganti ideologi. Saya rasa Banser NU masih bisa tetap menahan diri,” tambah Agus.
Sebagaimana diketahui, beredar video yang menayangkan seseorang tidak dikenal yang menghadang dua anggota Banser yang sedang mengendarai sepeda motornya.
Pelaku menghardik dan meminta korban (dua anggota Banser) menunjukkan kartu identitas penduduk untuk mengetahui agama korban. Pelaku juga meminta korban untuk bertakbir sebagai bentuk identitas keislaman yang diyakininya.
Pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar dengan menyebut korban sebagai binatang. Pelaku juga membawa-bawa identitas etnis dan jawara Betawi untuk menunjukkan superioritasnya di depan korban. Ia mengancam korban.
“Mony, mana KTP lu? Gua mau lihat, lihat. Mana sini? Ngapain di Jakarta, tanah gua Betawi. Lu mau ngapain? Lu takbir dulu ama gua. Lu Islam bukan? Ya udah takbir. Buat apa lu? Kafir dong lu? Ntar dulu. Lu takbir dulu kalau Muslim. Orang Islam itu harus takbir. Lu nggak usah ngajarin gua. Ntar dulu. Lu nggak bisa pulang, enak aja. An** lu,” hardik pelaku. (M Khudhaifi)