Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 2 Jan 2022 12:31 WIB ·

Naik, Ini Daftar Harga Rokok per 1 Januari 2022


Naik, Ini Daftar Harga Rokok per 1 Januari 2022 Perbesar

JAKARTA, Lingkarjatim.com – Kenaikan cukai rokok yang diputuskan oleh pemerintah adalah hingga 12 persen. Sri Mulyani menuturkan, pada tahun 2019, konsumsi rokok domestik sempat mengalami peningkatan. Saat itu pemerintah tidak menetapkan kenaikan cukai rokok.

“Pada 2019 kita tidak melakukan kenaikan, terjadi konsumsi rokok yang meningkat yaitu 7,4 persen. Kita kemudian melakukan kenaikan cukai kembali dan langsung menurunkan jumlah konsumsi rokok domestik sebesar -9,7 persen pada tahun 2020,” ungkap dia.

Adapun besaran harga jual eceran atau hje rokok berbeda untuk tiap golongan, termasuk harga per batang maupun per bungkus.

Dilansir dari media kompas.com, berikut adalah rincian daftar harga rokok yang naik di tahun 2022

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

1. SKM , naik 13,9 persen
HJE per batang: Rp 1.905
HJE per bungkus: Rp 38.100

2. SKM 2A naik 12,1 persen
HJE per batang: Rp 1.140
HJE per bungkus: Rp 22.800

3. SKM 2B naik 14,3 persen
HJE per batang: Rp 1.140
HJE per bungkus: Rp 22.800

Sigaret Putih Mesin atau SPM

1. SPM I naik 13,9 persen
HJE per batang: Rp 2.005
HJE per bungkus: Rp 40.100

2. SPM 2A naik 12,4 persen
HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

3. SPM 2B naik 14,4 persen
HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

Sigaret Kretek Tangan (SKT)

1. SKT 1A naik 3,5 persen
HJE per batang: Rp 1.635
HJE per bungkus: Rp 32.700

2. SKT 1b naik 4,5 persen
HJE per batang: Rp 1.135
HJE per bungkus: Rp 22.700

3. SKT 2 naik 2,5 persen
HJE per batang: Rp 600
HJE per bungkus: Rp 12.000

4. SKT 3 naik 4,5 persen
HJE per batang: Rp 505
HJE per bungkus: Rp 10.100.

Selain berpengaruh pada kenaikan HJE rokok, kenaikan cukai hasil ini juga berdampak pada penurunan produksi rokok di tahun 2022.

Diperkirakan, produksi rokok akan mengalami penurunan sebesar 3 persen dari 320,1 miliar batang menjadi 310,4 miliar batang.

Alasan kenaikan cukai rokok.

Sri Mulyani menuturkan, ada beberapa alasan pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai rokok. Di antaranya sebagai upaya untuk menurunkan konsumsi rokok.

“Makin mahal berarti makin tidak bisa dijangkau dan itu tujuannya untuk mengurangi konsumsi,” ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Pihaknya menyampaikan, biaya kesehatan akibat merokok sebesar Rp 17,9 – 27,7 triliun setahun, di mana Rp 10.5-15,6 triliun dari biaya tersebut dari BPJS Kesehatan.

“Pertama dari sisi kesehatan, dalam rangka pengendalian konsumsi. Rokok adalah pengeluaran terbesar kedua. Baik di perkotaan dan pedesaan, rokok adalah komoditas dua tertinggi dari sisi pengeluaran rumah tangga, sesudah beras,” jelas dia.

Penurunan konsumsi rokok ini terutama dari jenis sigaret, kretek mesin, dan sigaret putih mesin yang memang kedua produk ini diproduksi mayoritas oleh mesin.

Alasan lainnya ialah bahan baku rokok tersebut yang berasal dari tembakau impor. Kenaikan cukai rokok ini, kata dia, juga mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja dan manfaat yang bisa diterima masyarakat.

“Dari sisi tenaga kerja dan tembakau, mereka memberikan manfaat yang sangat terbatas atau kecil,” ujar dia.(red)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Suaminya Dibunuh di Depan Anaknya, Istri Korban Menangis Didepan Hakim

25 September 2024 - 11:23 WIB

Bapenda Bangkalan Belanjakan Hampir Seratus Juta Rupiah untuk Beli Pita Printer 

25 September 2024 - 11:09 WIB

Deklarasi Kampanye Damai KPU, Pj Bupati Bangkalan Sayangkan Tempat Duduk Masing-masing Paslon

25 September 2024 - 07:40 WIB

Gelar Deklarasi Kampanye Damai, KPU Bangkalan Ajak Masyarakat Hindari Berita Hoax dan Jangan Mudah Terprovokasi

25 September 2024 - 06:56 WIB

Horeee, PNS Boleh Menghadiri Kampanye Paslon Bupati dan wakil Bupati Bangkalan

24 September 2024 - 22:19 WIB

Pilkada Bangkalan Masuk Tahap Krusial, Bawaslu: Kemaren Sembunyi-sembunyi Sekarang Silahkan Dimanfaatkan

24 September 2024 - 14:08 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA