Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 18 Aug 2019 10:17 WIB ·

Membandingkan Nabi Muhammad dengan Jokowi Cara Ormas Radikal Rekrut Maba


Membandingkan Nabi Muhammad dengan Jokowi Cara Ormas Radikal Rekrut Maba Perbesar

Prof. Akh. Muzakki dan Abdul Ghoni

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Ketua Dewan Pendidikan Jatim, Ahmad Muzakki mengatakan mahasiswa baru (Maba) mengalami transisi kehidupan dari yang awalnya diawasi orang tua menjadi individu yang bebas ketika masuk ke dunia kampus. Maka Ia menyarankan agar Maba mencari referensi yang baik ketika mau bergabung ke organisasi mahasiswa.

Ia berbagi tips agar Maba tidak salah memilih organisasi. Pertama diskusi dalam organisasi tersebut tetap berpijak pada ke-Indonesia-an, keagamaannya berbasis pada kebangsaan dan logika anggotanya harus bisa dinalar. Tiga indikator itu bisa dijadikan pegangan Maba ketika mau gabung ke organisasi mahasiswa.

“Kalau ada ajakan untuk meyakini keagamaan tidak berbasis kebangsaan itu ada indikasi gerakan yang tidak ingin mahasiswa baru menjadi warga negara yang baik,” kata Sekjen PWNU Jatim itu pada Lingkarjatim.com di Surabaya, Minggu (18/08/2019).

Lanjut Dekan FISIP UIN Sunan Ampel itu, Organisasi berpaham radikal cara merekrutnya sederhana yakni Maba akan di tuisting, artinya orang yang mengajak tersebut akan menyentuh perasaannya buka logikanya, karena pada masa transisi Maba ini dinilai penting bagi kelompok kanan (Islam Radikal) untuk menyentuh rasanya.

“Contoh begini kalau disuruh memilih antara Nabi Muhammah atau Jokowi, Al-Quran atau Pancasila, mahasiswa baru pasti jawaban gitu tho (Nabi Muhammad dan Al-Quran),” ujarnya.

Baginya pertanyaan seperti itu untuk membolak-balikkan rasa bukan logika, sebab kalau logika dimainkan, pertanyaan seperti itu harus berbentuk selevel atau setara. Nabi Muhammad dengan Jokowi  tidak setara, karena Nabi Muhammad seorang Nabi dan Jokowi seorang Presiden, dan Al-Quran sebagai kitab suci dibandingkan dengan Pancasila sebagai falsafah negara, itu tidak setara sebab keduanya berbeda.

“Mahasiswa baru jangan sampai terbawa (pengaruh mereka), ingat logika dimainkan, jangan hanya rasa,” pesannya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Koordinator Cabang Pergerakana Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Timur (PKC PMII Jatim), Abdul Goni mengatakan Maba saat ini sedang berada di persimpangan jalan karena mereka baru saja pindah dari rumahnya ke kota untuk kuliah. Mereka hampir tidak tahu arah, siapa pun yang pertama kali menolong maka akan langsung direspon.

“Ormas radikal itu tidak langsung mendoktrin tapi  awalnya membuat rasa nyaman, kemudian baru di doktrin,” kata pria yang menahkodai 31 Cabang di kabupaten/kota dan 300 Komisariat PMII di kampus Negeri serta Swasta di jatim

Kalau dalam PMII sendiri menurutnya Ideologinya sudah final pada Pancasila dan para anggotanya selalu menjaga nilai toleransi antar umat beragama, sebab ormas radikal cenderung memusuhi agama minoritas. Maba biasanya haus pengetahuan keagamaan makanya mereka mudah direkrut.

“Maba bisa bergabung dengan PMII, Kita akan jadi mentor bagi mahasiswa baru dan memberikan rasa nyaman ketika berada di kampusnya,” tutupnya.

Sebelumnya 31 Mei lalu, Lembaga Setara Institut merilis hasil penelitiannya terkait 10 Perguruan Tinggi Negeri yang terpapar paham radikal, dua diantaranya kampus besar yang ada di Jawa Timur.

10 Perguruan Tinggi Negeri tersebut yaitu Universitas Indonesia, UIN Jakarta, Institut Teknologi Bandung, UIN Bandung, IPB Jawa Barat, UGM, UNY, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Mataram. (Sul/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dipastikan Berangkat Juni Mendatang, Ini Pesan Kepala Kemenag untuk 557 CJH Sampang

26 April 2024 - 10:52 WIB

Hanya Butuh Tiga Detik, Spesialis Curanmor Asal Surabaya Ini Bisa Bikin Anda Menangis

26 April 2024 - 07:37 WIB

Jelang Pilkada, PKB Buka Pendaftaran Calon Bupati Bangkalan 2024

24 April 2024 - 17:32 WIB

Peringati HPN 2024, PWI Sidoarjo Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

24 April 2024 - 17:24 WIB

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bupati Malang RK Akhirnya Bebas Bersyarat

23 April 2024 - 16:37 WIB

Trending di HUKUM & KRIMINAL